Empat Bank BUMN Raup Laba Rp54,9 T, Menteri BUMN Ungkap Beragam Faktor

Yunike Purnama - Senin, 01 Agustus 2022 06:21
Empat Bank BUMN Raup Laba Rp54,9 T, Menteri BUMN Ungkap Beragam FaktorBank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), mencatatkan pertumbuhan kinerja di semester pertama tahun ini. (sumber: trenasia.com/Ismail Pohan )

JAKARTA - Bank-bank pelat merah atau yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), mencatatkan pertumbuhan kinerja di semester pertama tahun ini.

Tercatat, empat bank milik pemerintah membukukan laba bersih sebesar Rp 54,94 triliun di semester pertama tahun ini. Perolehan laba bersih tersebut naik 77,22% dari semester pertama tahun lalu sebesar Rp 31 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, membukukan laba paling besar, yakni Rp 24,88 triliun, naik 98% secara tahunan di enam bulan pertama tahun ini.

Kemudian, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), juga mengantongi laba bersih Rp 20,2 triliun, naik 61,7% secara tahunan. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mampu mengantongi laba Rp 8,8 triliun, naik 75% secara tahunan dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga meraup laba bersih Rp 1,06 triliun, naik 49,19% secara tahunan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai, capaian kinerja tersebut tidak terlepas dari transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan. Erick menyebut, transformasi itu baik dari proses bisnis hingga digitalisasi, membuat cara kerja perbankan BUMN menjadi lebih efisien. Hal ini terlihat dari penurunan biaya operasional, beban dana yang terjaga, dan kualitas kredit yang terus membaik.

"Alhamdulillah berkat transformasi dan digitalisasi, bank-bank BUMN bisa bekerja lebih efektif dan efisien dengan hasilnya yang bisa kita saksikan bersama-sama saat ini," kata Erick Thohir, dalam keterangan resminya.

Erick menyebut capaian Himbara juga berangkat dari komitmen refocusing bisnis dengan memiliki segmentasi yang berbeda. Erick menaruh BRI sebagai bank rakyat yang fokus dalam pembiayaan untuk UMKM dan masyarakat pedesaan.

Lalu, Bank Mandiri menggarap sektor korporasi dan UMKM yang ada di perkotaan, BTN tetap pada core bussiness di sektor perumahan, BNI menjadi bank internasional dengan segmentasi kepada diaspora, pekerja migran, dan sektor ekspor. Sedangkan, Erick juga meminta Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi rumah bagi pengembangan ekosistem industri halal Indonesia.

"Jadi tidak ada lagi cerita antarbank BUMN rebutan nasabah, sudah enggak zamannya lagi, ini waktu kolaborasi, bukan lagi jalan sendiri-sendiri," imbuh Erick.

Erick menilai pertumbuhan kinerja tidak hanya berdampak positif bagi bank-bank BUMN, melainkan juga dampaknya yang luas bagi bangsa dan masyarakat. Dengan keuntungan yang meningkat, maka kontribusi bank BUMN untuk negara, baik dalam bentuk pajak, dividen, atau bagi hasil, juga akan meningkat. Erick berharap tren kinerja positif ini dapat terus terjaga hingga akhir tahun.

"Kalau pada tahun buku 2021, negara mendapatkan setoran dividen mencapai Rp 24,56 triliun dari bank-bank BUMN, kita optimistis dividen untuk 2022 akan jauh lebih besar," urainya.

Mantan Presiden Inter Milan itu sendiri menugaskan Himbara untuk fokus membantu pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan terhadap sektor UMKM. Dibandingkan negara-negara tetangga, ucap Erick, proporsi pembiayaan UMKM yang sebesar 20 persen masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 50 persen.

"Himbara ini tumpuan utama pemerintah dalam menggenjot peningkatan pembiayaan untuk UMKM," ungkap dia.

Hingga saat ini, kontribusi KUR Himbara terhadap KUR nasional sudah mencapai Rp 260 triliun dari total KUR yang sebessr Rp 282 triliun. Saat ini, BUMN juga terus mendorong penyaluran KUR dari Himbara dari saat ini berada di level 92,4%. (*)

Editor: Yunike Purnama
Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS