Dorong Ekonomi Hijau, Pemerintah Suntik Rp60 Triliun untuk INA

Eva Pardiana - Selasa, 19 Oktober 2021 23:41
Dorong Ekonomi Hijau, Pemerintah Suntik Rp60 Triliun untuk INAMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (sumber: Kemenko Perekonomian)

JAKARTA – Pemerintah segera menyuntikkan dana sebesar Rp60 triliun untuk Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Invesment Authority (INA) guna mendorong pembangunan berbasis ekonomi hijau.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan keberadaan INA menjadi alternatif investasi terhadap pembangunan ekonomi hijau di tanah air.

Lembaga ini dibentuk pada Januari 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Bertujuan menangkap peluang investasi di tanah air dan sebagai solusi alternatif bagi pembiayaan pembangunan infrastruktur.

Menurut Airlangga, INA juga akan berperan dalam mengembangkan peluang investasi di berbagai sektor utama, termasuk infrastruktur digital sehingga dapat mendukung pembangunan secara berkelanjutan dalam mendukung isu perubahan iklim.

Dia menambahkan, selain pandemi Covid-19, perubahan iklim dapat menjadi tantangan ekonomi dalam jangka menengah panjang, sehingga menjadi perhatian utama banyak negara di dunia.

Isu perubahan iklim yang mengemuka adalah meningkatnya suhu bumi sebesar 2,5 hingga 4,7 derajat Celcius di tahun 2100 akibat peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK).

"Pemerintah akan segera mengalokasikan modal tambahan sebesar Rp60 triliun untuk mendukung optimalisasi INA bagi perekonomian," katanya dalam acara INDY Fest 2021 bertema 'Net-Zero Emissions', di Jakarta, Selasa (19/10/2021).

Pemerintah pada Januari lalu telah menyuntik Rp15 triliun sebagai modal dasar INA. Dana tambahan Rp60 triliun ini akan dialokasikan dalam bentuk kas, aset negara, piutang pemerintah, dan saham perusahaan BUMN.

Airlangga berharap investasi yang dialokasikan pemerintah untuk INA bisa mendorong peningkatan lapangan pekerjaan di tengah pandemi dan mempercepat penetrasi industri digital Indonesia.

"Investasi yang dikelola oleh INA diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mendukung penciptaan lapangan kerja, dan mendorong transisi menuju ekonomi baru yang berbasis digital," katanya.

Airlangga mengatakan pemerintah Indonesia terus berkomitmen menekan emisi karbon. Ditargetkan menjadi nol persen pada 2060. 

Sejalan dengan itu, pemerintah mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), perlindungan hutan dan lahan gambut, peningkatan produktivitas lahan, dan penanganan limbah terpadu.

"Pemerintah telah menetapkan ekonomi hijau sebagai salah satu strategi utama transformasi ekonomi dalam jangka menengah panjang. Strategi ini juga akan membantu Indonesia dalam mewujudkan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs," ungkapnya. (*)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 19 Oct 2021 

Editor: Eva Pardiana

RELATED NEWS