Erick Thohir: 25% Perempuan Bakal Duduki Kursi Direksi BUMN
Eva Pardiana - Senin, 18 Oktober 2021 19:36JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen kesetaraan gender dalam proses transformasi struktural yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan pelat merah yang dipimpinnya.
Erick menargetkan pada tahun 2023 setidaknya ada 25% perempuan Indonesia yang bisa masuk mengisi posisi-posisi strategis pada BUMN.
"Karena itu kita menekan untuk menderajatkan kepemimpinan perempuan 15 persen di tahun 2021, di tahun 2023, 25 persen," ujarnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip Senin (18/10/2021).
"Karena itu kita menekankan kepada para pimpinan BUMN yang sudah menjabat, selain tadi core values juga menjadi mentering, kita penting menekankan kesetaraan gender," imbuhnya.
Erick kembali menegaskan bahwa human capital sangat penting dalam transformasi yang dilakukan BUMN saat ini dan ke depannya.
Untuk itu, dia juga mendorong agar kepemimpinan BUMN juga diisi oleh orang-orang muda yang kreatif, inovatif dan profesional.
"Nanti ke depan saya meminta para pimpinan untuk bisa menyiapkan kader-kader terbaik, taleta full dari dalam dan juga dari luar dengan jumlah 5 persen di bawah 42 tahun itu di tahun ini, dan tahun 2023, 10 persen," katanya.
Mantan bos Inter Milan ini mengungkapkan bahwa selama kepemimpinannya sejak 2019, dia telah mencanangkan gagasan transformasi pada BUMN dalam apa yang disebut AKHLAK.
AKHLAK adalah akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. AKHLAK menjadi lima nilai inti transformasi di BUMN.
"Kita melihat AKHLAK sebagai salah satu yang menjadi kunci buat kita semua," ucapnya.
Proses transformasi tersebut terbukti berjalan efektif. Kementerian BUMN baru-baru ini meraih prestasi tertinggi dalam penerapan sistem merit yang dinilai Komisi Aparatur Sipil Negara.
Dalam dua tahun terakhir, Erick juga terus melakukan konsolidasi internal untuk memperkuat basis kinerja BUMN.
Selai melakukan merger dan holding, Erick juga tegas merombak bahkan membubarkan beberapa BUMN yang dinilai sudah tidak mampu lagi bangkit pasca mengalami krisis keuangan.
Alhasil, BUMN terus mencatat kinerja positif sepanjang tahun ini. Hingga semester I-2021, pendapatan seluruh perusahaan pelat merah naik sebesar Rp96,5 triliun.
Peningkatan pendapatan BUMN ini didorong oleh tingginya penjualan di sektor energi, keuangan, dan pertambangan.
Positifnya pendapatan BUMN membuat laba bersih konsolidasian ikut meningkat hampir 3,6 kali laba bersih konsolidasi unaudited pada semester pertama 2020 menjadi Rp26 triliun.
"Secara keseluruhan, kinerja keuangan portofolio Kementerian BUMN membaik signifikan di paruh pertama 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," katanya.
Presiden Joko Widodo pun meminta Erick agar serius menangani BUMN yang 'sakit' yang cenderung sepenuhnya bergantung pada negara.
Dia memberikan waktu 1-2 tahun bagi BUMN untuk melakukan perubahan fundamental sehingga meningkatkan daya saing.
"Saya ingin melihat betul-betul dalam waktu setahun dua tahun ada sebuah perubahan-perubahan yang fundamental yang menyebabkan daya saing kita bisa naik levelnya," kata Jokowi di Labuan Bajo.
Menurut Jokowi, jumlah BUMN di Indonesia sebelumnya terlalu banyak. Karena itu perlu perampingan dan efisiensi agar mengungkit daya saing dan menjadi kekuatan besar.
"Ada 108 (BUMN) sekarang sudah turun jadi 41 (BUMN). Ini sebuah fondasi yang sangat baik, kemudian diklasterkan juga baik. Yang paling penting ke depan yang ingin kita bangun adalah nilai-nilai, core value, yang ingin kita bangun itu," ungkap Jokowi. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 18 Oct 2021