Cadangan Daya Lebih dari 30%, PLN Siap Kawal Konversi LPG ke Kompor Induksi
Eva Pardiana - Selasa, 23 November 2021 17:32JAKARTA – PT PLN (Persero) siap mengawal program pengalihan kompor berbasis energi impor (LPG) ke kompor berbasis energi domestik (listrik) atau yang lebih dikenal kompor induksi, sebagai solusi menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan.
Pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengumpulkan jajaran direksi serta komisaris PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Dalam salah satu arahannya, Presiden meminta program transisi energi dijalankan, seperti penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi.
"Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, pasokan dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina turun," ujar Jokowi.
- KAI Divre IV Tanjungkarang Kembali Berhasil Gagalkan Pencurian Besi Rel
- BCA Finance Beri Kejutan Paket DP 10% dan Bunga Special
- OJK Catat 161 UMKM Cari Modal via Crowdfunding
Merespons arahan Presiden, PLN berkomitmen siap menjalankan program konversi kompor induksi. Bahkan, PLN mengaku tengah menggulirkan program Satu Juta Kompor Induksi.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril mengatakan dengan cadangan daya yang telah lebih dari 30 persen di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi.
"PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi," ujarnya.
Salah satunya saat ini tengah berjalan, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerjasama dengan PLN.
Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp158, sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia, terjadi penghematan Rp28.500 dari biaya memasak setiap bulan.
- BSI Tawarkan Pembiayaan Otomotif dengan Margin 2,75 Persen
- Sukuk ST008 Laris dan Terjual Rp5 Triliun
- Telkomsel Sinergi untuk Negeri, Akselerasikan Transformasi Digital BUMN dan UMKM
Selain itu, karena ini sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat, PLN juga terus mengampanyekan electrifying lifestyle yang salah satunya penggunaan kompor induksi.
“Kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kelebihan dan manfaat penggunaan kompor induksi,” tutur Bob.
Dari sisi waktu memasak juga lebih hemat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas. Hal ini memungkinkan aktivitas memasak lebih cepat, sehingga hemat waktu. Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas.
Dari sisi penghematan, sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penggunaan induksi berpotensi memberikan penghematan Rp60 triliun bagi negara.
"Ini percepatan penekanan impor dalam 5 tahun ke depan, kalau kita bisa ubah minyak tanah ke LPG kenapa ga ubah LPG ke listrik saja," kata Erick dalam konferensi pers pada 31 Maret 2021 lalu. (*)