Asesmen Covid-19 Luar Jawa-Bali Terus Membaik, Lampung Level 1
Eva Pardiana - Selasa, 28 September 2021 07:35JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa asesmen situasi pandemi di luar Jawa-Bali menunjukkan telah terjadi perbaikan dari minggu ke minggu. Per 26 September tidak ada provinsi di level 4, bahkan Lampung telah berhasil berada di level 1.
"Di level asesmen 3 itu Provinsi Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Aceh, dan Papua. Kemudian untuk level 2 terdapat 21 provinsi dan level asesmen 1 ada 1, yaitu Lampung,” ujar Airlangga dalam Keterangan Pers usai Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (27/09/2021) sore.
Untuk tingkat kab/kota, lanjut Airlangga, juga terjadi perbaikan level asesmen selama periode PPKM. Jika per 8 Agustus daerah dengan level asesmen 4 berjumlah 132 kab/kota, per tanggal 26 September hanya menyisakan satu daerah yaitu Kab. Bangka di Kepulauan Bangka Belitung.
Kemudian untuk level 3 menurun dari 215 kab/kota per 8 Agustus menjadi 76 daerah per 26 September. Sedangkan level 2 meningkat dari 39 wilayah menjadi 275 kab/kota. Sementara level 1 dari tidak ada menjadi 34 kab/kota.
Secara rinci Menko Perekonomian memaparkan, dari sepuluh kab/kota yang menerapkan PPKM Level 4 pada periode 21 September hingga 4 Oktober, sebanyak tiga kab/kota level asesmen mingguannya berada di level 2, yaitu Banjarmasin, Kutai Kartanegara, dan Kota Tarakan.
Sedangkan enam lainnya berada di level asesmen 3 yaitu Aceh Tamiang, Pidie, Kota Padang, Kota Banjarbaru, Kota Balikpapan, dan Bulungan.
"(PPKM) Level 4 di luar Jawa-Bali ini masih akan diberlakukan sampai dengan minggu depan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Airlangga memaparkan, secara keseluruhan luar Jawa-Bali berkontribusi sebesar 62,84 persen dari kasus aktif nasional.
"Kasus aktif nasional yang 42.769 kasus distribusi luar Jawa-Balinya sebesar 62,84 persen. Kalau kita lihat dari segi kesembuhan nasional yang 95,62 persen, di luar Jawa-Bali adalah 94,96 persen. Tingkat kematian nasional 3,36 persen, dan luar Jawa-Bali adalah 3,08 persen,” paparnya.
Untuk wilayah Sumatra per 26 September tingkat kesembuhan mencapai 94,68 persen, case fatality rate (CFR) 3,53 persen, dan penurunan kasus aktif dari 9 Agustus sebesar 89,06 persen.
Kemudian Nusa Tenggara, tingkat kesembuhan adalah 96,40 persen, CFR 2,32 persen, dan penurunan kasus adalah 89,74 persen. Kalimantan, tingkat kesembuhan 94,78 persen, CFR 3,14 persen, dan penurunan kasus aktif 85,92 persen.
Selanjutnya Sulawesi, tingkat kesembuhan 95,21 persen, CFR 2,62 persen, dan penurunan kasus aktif 84,10 persen. Sementara di Maluku dan Papua, tingkat kesembuhan 95,55 persen, CFR 1,66 persen, dan penurunan kasus aktif 82,30 persen.
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan bahwa terjadi perbaikan tren kasus konfirmasi per 100 ribu penduduk per minggu di semua provinsi luar Jawa-Bali.
Hanya ada satu provinsi yang berada di level TK-3 atau 50-150 kasus per 100 ribu penduduk per minggu, dua provinsi di level TK-2 (20-50 kasus), dan 24 provinsi di level TK-1 (di bawah 20 kasus).
“Yang masih di level 3 atau TK 3 adalah Kalimantan Utara, TK-2 di Kalimantan Timur dan Bangka Belitung,” tandasnya.
PON Papua dan World Superbike NTB
Dalam keterangan persnya, Menko Perekonomian juga memaparkan mengenai cakupan vaksinasi di kabupaten/kota yang akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua yang akan digelar bulan Oktober mendatang.
"Sudah ada perbaikan, di Kabupaten Jayapura [vaksinasi] dosis pertamanya sudah mencapai 57 persen, Keerom 53 persen, Merauke 67 persen, Mimika 60,4 persen dan (Kota) Jayapura 64,1 persen. Ini terus akan terus didorong sehingga seluruhnya di atas 60 persen sesuai dengan arahan Bapak Presiden,” ujarnya.
Cakupan vaksinasi juga ditingkatkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) jelang ajang internasional World Superbike yang akan digelar November mendatang.
“Ini kita lihat bahwa capaian vaksinasi di Kota Mataram sudah mencapai 78 persen dosis pertama, Lombok Tengah sudah 49 persen, kemudian Lombok Utara 31 persen, Lombok Barat 19 persen, dan Lombok Timur 19,76 persen. Ini pun akan didorong untuk di atas 60 persen,” pungkas Airlangga. (*)