Amerika Kandangkan Ratusan Jet Tempur F-35
Eva Pardiana - Sabtu, 30 Juli 2022 17:49WASHINGTON – Angkatan Udara Amerika dipaksa mengandangkan ratusan jet tempur F-35A Lightening II mereka untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Langkah ini diambil karena kekhawatiran adanya masalah di kartrid peledak kursi lontar yang dapat menghambat kemampuan pilot untuk ejeksi dengan aman jika terjadi keadaan darurat.
Alexi Worley juru bicara Komando Tempur Udara (ACC) kepada The War Zone mengatakan sebagian besar dari 113 F-35 milik mereka telah dikandangkan. Sementara juru bicara USAF Kapten Annabel G. Monroe mengatakan unit F-35 lainnya segera mengikuti langkah ini. Angkatan Udara memiliki total 349 F-35 dan tidak jelas berapa banyak yang terpengaruh.
Ini adalah masalah luas yang telah mengandangkan ratusan pesawat Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Marinir. Pesawat milik negara lain kemungkinan juga terpengaruh.
- KPK Observasi di ITERA Terkait Implementasi Antikorupsi di Kemahasiswaan
- Cara Memindahkan Chat WhatsApp dari Ponsel Android ke iPhone
- Sejarah Penggabungan Tahun Islam dan Jawa
Masalah yang dialami terkait dengan perangkat yang digerakkan kartrid (CAD) di kursi ejeksi Martin-Baker. CAD memulai serangkaian fungsi otomatis ketika kru pesawat menarik pegangan ejeksi untuk melontarkan diri dengan aman dari pesawat .CAD diperiksa secara teratur, dan diganti jika diperlukan.
Masalah CAD dengan F-35 ditemukan setelah Angkatan Udara melakukan apa yang disebutnya "Petunjuk Teknis Kepatuhan Waktu". Kegiatan pada 19 Juli ini untuk memeriksa semua kartrid di kursi lontar dalam 90 hari.
Worley tidak dapat segera mengatakan apakah ini memengaruhi F-35 yang dikerahkan di luar negeri juga atau jumlah pasti pesawat yang di grounded.
Ratusan pesawat lain di seluruh Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Marinir juga telah dikandangkan sebagai akibat dari kekhawatiran tersebut.
Setelah awalnya menghentikan semua operasi T-38 Talon dan T-6 Texan II, Angkatan Udara ke-19 menghubungi Martin-Baker dan mempersempit jumlah pesawat yang terkena dampak. Saat ini Angkatan UDara Amerika menduga sekitar 203 pesawat T-38 dan 76 T-6 mungkin terpengaruh oleh masalah ini. Jumlah ini mewakili sekitar 40% dari armada T-38 dan 15% dari armada T-6 Amerika.
- KMB Optimalkan Kolaborasi Bisnis Media Daerah
- Buka Wali Kota Cup, Eva Dwiana Minta KONI Bandar Lampung Optimal Bina Atlet
- Dibuka Ant-Man & The Wasp: Quantumania, Ini Urutan Jadwal Tayang Film MCU Fase 5
“Keputusan ini untuk menggrounded pesawat adalah untuk keselamatan para penerbang,” kata Angkatan Udara Amerika dikutip War Zone Sabtu 30 Juli 2022.
Menurut Breaking Defense sejumlah pesawat sayap tetap Angkatan Laut dan Korps Marinir yang dirahasiakan juga telah dilarang terbang karena masalah kursi ejeksi. Angkatan Laut Amerika baru-baru ini kiga menemukan masalah yang mempengaruhi perangkat yang digerakkan kartrid di beberapa pesawat sayap tetap. Masalah ini mempengaruhi F/A-18 hornet dan super hornet serta E/A-18G Growler.
Semakin Laris
F-35 memang dikenal sebagai program yang kerap mengalami masalah. Sebagian besar karena banyaknya teknologi baru yang digunakan. Meski demikian jet tempur ini semakin banyak peminat.
Kementerian Luar Negeri Amerika telah menyetujui potensi penjualan pesawat F-35 senilai lebih US$8 miliar ke Jerman. Pesawat nantinya akan mengemban misi pencegahan nuklir.
Kementerian Luar Negeri Amerika pada Kamis 28 Juli 2022 mengumumkan persetujuan dikeluarkan untuk hingga 35 pesawat F-35A, bersama dengan amunisi dan peralatan terkait. Total total perkiraan biaya mencapai US$8,4 miliar.
Jet tempur yang dibangun oleh Lockheed Martin ini akan mengambil alih misi senjata nuklir dari armada tua PA-200 Tornado. F-35 diharapkan akan mengambil peran tersebut pada 2030.
- IIB Darmajaya Terima Pendanaan PKKM 2022 Ditjen Dikti Ristek
- Pendapatan McDonald's Turun Rp1,8 Triliun Pasca Hengkang dari Rusia
- M. Alkahfiansyah Pesilat Mahasiswa IIB Darmajaya Raih Medali Perak pada Walikota Cup 2022
Jerman pada bulan Maret mengumumkan keputusan untuk membeli pesawat tempur siluman ini. Keputusan tersebut sebagai pembalikan besar dari rencana sebelumnya untuk membeli pesawat F/A-18 buatan Boeing.
Sebuah sumber yang dekat dengan program F-35 kepada Defense News mengatakan jika penjualan ke Jerman disetujui, pesawat kemungkinan akan dibangun di fasilitas Lockheed Martin di Texas.
Selain Lockheed Martin, kontraktor utama yang terlibat dalam penjualan F-35 ini termasuk Pratt & Whitney untuk menyediakan 37 mesin F135. Selain itu Boeing dan Raytheon untuk berbagai rudal
Jerman hanyalah salah satu dari beberapa negara Eropa yang telah memilih F-35 untuk mengisi kembali armada jet tempurnya. Baru-baru ini Yunani telah mengirim surat permintaan resmi untuk pengadaan 20 F-35A pada tahun 2028. Sementara Republik Ceko menginginkan pesawat tersebut untuk menggantikan armada Saab JAS 39 Gripen.
Finlandia juga berencana menghabiskan US$ 10 miliar untuk membeli 64 F-35 untuk menggantikan F/A-18 Hornet. Pesawat diharapkan akan mulai dikirim pada 2026.
Swiss juga memilih pesawat tempur ini pada tahun 2021. Negara tersebut berkomitmen untuk membeli 36 pesawat yang juga akan menggantikan armada Hornet.
Polandia akan menerima 32 pesawat F-35A mulai tahun 2024. Belgia juga memilih F-35 pada tahun 2018, dan akan menerima 34 pesawat. (TA)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 30 Jul 2022