74,9 Juta Orang Siap Mudik, Transaksi Online Travel Diprediksi Melonjak
Yunike Purnama - Rabu, 20 April 2022 10:11JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan baru saja merilis hasil surveinya di Maret 2022 lalu.
Salah satu data yang muncul adalah terkait jumlah masyarakat yang berencana melakukan mudik pada momen Idul Fitri 2022 ini, yang mencapai 74,9 juta orang. Jumlah ini tercatat melonjak drastis dibanding realisasi pemudik tahun 2021 lalu, yaitu meningkat hingga 170 persen.
Partnership Director 2C2P Indonesia, Mia Tania mengatakan, di awal pandemi 2020, konsumen Indonesia dipaksa oleh keadaan untuk mengadopsi digital payment. Tahun 2021 sudah terbiasa dengan digital payment dan di tahun ketiga ini, digital payment sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
- Fakta Menarik Formula E, Ajang Balap Mobil Listrik
- Limit Saldo Uang Elektronik Rp20 Juta per 1 Juli 2022
- Harga Emas Antam Anjlok Rp12.000 pada Rabu, 20 April 2022
"Dengan tren kenaikan mobilitas serta upaya pemerintah dalam pemulihan industri pariwisata, kami melihat bahwa transaksi di kategori online travel seperti pembelian tiket penerbangan dan penyewaan kamar hotel akan meningkat pesat, bahkan lebih tinggi dari tahun lalu, bahkan bisa jadi melampaui angka transaksi pada 2019 sebelum pandemi COVID-19 melanda," kata Mira, dalam keterangan resminya, Rabu, 20 April 2022.
Di sisi lain, Mira Tania menekankan bahwa perkembangan kebiasaan masyarakat bertransaksi secara online ini bukan hanya jadi peluang, namun juga menantang kesiapan dari sisi pelaku bisnis di level berbeda.
Apalagi ketika kini masyarakat sudah memahami digital payment, pelaku bisnis harus dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan layanan yang lebih cepat, lebih nyaman, dan lebih baik.
Dari pengalaman 2C2P yang memiliki lebih dari 20 mitra bisnis yang berkecimpung di industri perhotelan dan maskapai penerbangan di skala regional, tahun 2022 ini menjadi momen berbeda dibanding 2 tahun pandemi sebelumnya.
Sinyal positif pemulihan ekonomi, meningkatnya keinginan bepergian masyarakat, serta adopsi metode pembayaran digital yang meluas pesat membuka kesempatan bagi industri travel untuk bangkit kembali. Pelaku bisnis yang ingin memanfaatkan momentum ini, harus siap untuk menangani digital payment, terutama untuk libur lebaran mendatang.
Mira menambahkan, untuk mengoptimalkan peluang yang ada, banyak faktor-faktor baru yang harus dipertimbangkan. Misalnya, kita lihat kini tren pemanfaatan cicilan Buy Now Pay Later yang begitu naik daun untuk transaksi perjalanan.
"Hal-hal seperti ini yang perlu disiapkan pelaku bisnis sehingga bisa lebih percaya diri melayani konsumen dengan maksimal,” katanya.
- 215 Paket ZIS Karyawan dan Dosen IIB Darmajaya Disalurkan ke Kaum Dhuafa
- ASN Dilarang Gunakan Kendaraan Dinas untuk Mudik
- Tinjau Perbaikan JTTS, Menteri PUPR Pastikan Tol Bisa Dilewati H-10 Lebaran
Sebagai gambaran, dalam laporan InfoBrief IDC hasil kolaborasi dengan 2C2P yang bertajuk “How South Asia Buys and Pays” sebelumnya mencatatkan popularitas Buy Now Pay Later yang kian meningkat penetrasinya di industri e-commerce, ride hailing dan juga bisnis perjalanan. DI Indonesia, per 2020 ada sekitar 7,8 juta pengguna layanan Buy Now Pay Later, yang saat itu baru 2 tahunan masuk ke pasar Indonesia.
Adapun merchant yang bermitra dengan 2C2P sudah membuktikan dampak besar digital payment dalam mendongkrak bisnis selama pandemi. Sejak awal tahun ini, 2C2P pun sudah membantu merchant untuk melakukan analisis dan perencanaan mendalam untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen ke digital payment sepanjang tahun 2022.
"Kami sangat bersemangat untuk melihat geliat digital payment selama Ramadan dan perayaan Idul Fitri 2022. Tentunya ini menjadi momentum yang baik untuk kita bersama dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia,” tutup Mira.(*)