Nasib ATM Ditengah Maraknya Bank Digital, Begini Prediksinya
Yunike Purnama - Selasa, 15 Februari 2022 12:45BANDARLAMPUNG - Perkembangan teknologi memaksa seluruh sektor beradaptasi, termasuk perbankan. Mau tidak mau, perbankan harus menyediakan layanan digital agar bisa mengakomodir kebutuhan nasabah.
Konsekuensinya, tentu saja layanan perbankan model lama akan segera ditinggalkan, seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Beberapa tahun ke depan, bank harus berpikir nasib ATM di tengah menjamurnya pembayaran digital.
"Tentunya ke depan kita lihat, bagaimana nasib ATM apakah masih akan digunakan, apakah tidak akan ada ATM, lalu mesin EDC apakah masih relevan," ujar Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo dalam Webinar Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking, Senin (14/2/2022).
- Perluas Cakupan, 5G Telkomsel Masuk Kawasan Industri Jababeka
- Registrasi Akun LTMPT Siswa Kelas 12 untuk SNMPTN 2022 Ditutup Hari Ini
- Antisipasi Pemprov Lampung Cegah Penyebaran Omicron
Tiko, sapaan akrab Kartika, memaparkan dalam periode 2015 hingga 2019, penggunaan pembayaran digital memang meningkat, namun intensitasnya melonjak dalam 2 tahun terakhir.
Selain itu, perbankan juga harus memikirkan nasib business acquiring perbankan ke depannya. Biasanya, bank bekerja sama dengan pelaku usaha dengan menggunakan POS (Point of Sales) atau mesin EDC (Electronic Data Capture). Jika pembayaran digital diadopsi dengan utuh, skema business acquiring dengan model ini juga harus dipikirkan ke depannya.
Menurut Tiko, saat ini konsumen memiliki pilihan membayar barang atau jasa yang lebih variatif. Lima tahun lalu, hanya ada 3 jenis pembayaran yaitu transfer bank, kartu debit dan kartu kredit, selain menggunakan uang tunai tentunya.
"Sekarang ada cara lain menggunakan dompet digital, aplikasi digital dan lainnya. Jadi bagi pengguna bisa memilih mana yang paling murah dan paling mudah digunakan dalam bertransaksi. Segmen yang berbeda memiliki preferensi berbeda," ujar Tiko.(*)