Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Pengamat pasar modal Teguh Hidayat menilai bahwa kinerja saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang terus menurun telah berdampak pada sulitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk merangkak naik.
Teguh melalui akun Twitter-nya mengatakan bahwa kinerja saham emiten dengan kode GOTO yang terus menurun sejak penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) itu telah berdampak kepada kerugian emiten lain.
Emiten lain yang dimaksud oleh Teguh adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang tercatat sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat dengan nilai Rp399,21 triliun.
"Akibatnya, saham TLKM itu ikut turun sehingga bikin IHSG susah naik," ujar Teguh dikutip dari akun Twitter-nya, Minggu, 27 November 2022.
Teguh mengatakan, tidak hanya berdampak kepada sulitnya IHSG untuk merangkak naik lebih tinggi, pada gilirannya performa GOTO yang kurang moncer pun telah berimbas kepada melesunya pasar dan sulitnya saham-saham lain secara umum untuk merangkak naik.
Teguh lantas menuturkan bahwa hal itu adalah dampak dari IPO yang dilakukan oleh perusahaan yang masih mencatat kerugian.
"Imbasnya pasar saham jadi lesu/saham-saham lain secara umum juga susah naik. Ya beginilah jadinya kalau perusahaan rugi dipaksakan IPO," kata Teguh.
Untuk diketahui, pada 16 November 2020, Telkomsel selaku anak perusahaan TLKM berinvestasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga dengan nilai Rp2,22 triliun.
Pada 17 Mei 2021, Gojek dan PT Tokopedia bergabung sehingga membuat Telkomsel harus mengeksekusi obligasi konvergensi GOTO.
Pada 18 Mei 2021, Telkomsel menandatangani perjanjian pembelian saham untuk memesan 29.708 saham konversi senilai US$150 juta sebelum membeli 59.417 saham tambahan dari opsi pembelian saham senilai US$300 juta.
Kemudian, pada 19 Oktober 2021, GOTO melakukan stock split dan mengubah kepemilikan Telkomsel dari 89.125 menjadi 23,72 miliar lembar saham. Kepemilikan ini setara dengan 2% modal ditempatkan dan disetor penuh GOTO per 30 September 2022.
Pada akhir kuartal III-2022, laba bersih TLKM tergerus akibat kerugian yang belum terealisasi dari perubahan nilai wajar investasi GOTO senilai Rp3,06 triliun.
Laba bersih perseroan pun menurun 12,14% secara tahunan menjadi Rp16,48 triliun setelah sebelumnya mencatat angka Rp18,87 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. (*)