FGD Laportbc
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
LOMBOK - Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan Pertemuan Nasional Organisasi Penyintas Tuberkulosis bersama Tahun 2024 di Lombok, Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada tanggal 4 – 7 Juni 2024.
Pertemuan yang bersumber dana hibah luar negeri dari Persatuan Emirat Arab ini bertujuan untuk melakukan evaluasi program, pembelajaran, dan peningkatan kapasitas Organisasi Penyintas Tuberkulosis dalam mendukung percepatan capaian program Tuberkulosis Nasional.
Organisasi Penyintas Tuberkulosis ini dikoordinir oleh POP TB Indonesia atau Perhimpunan Organisasi Pasien TB Indonesia yang didirikan pada tahun 2016 pada Pertemuan Lokakarya Peran Organisasi Pasien dalam Penanggulangan TB di Indonesia di Surabaya. Pada Tahun 2024 telah berdiri 26 Organisasi Penyintas Tuberkulosis di 21 Provinsi di Indonesia.
“Pada dasarnya, dalam mencapai eliminasi TBC, sektor kesehatan tidak dapat berjalan sendiri. Sehingga perlu kerjasama dan dorongan dari seluruh pihak dan lintas kementerian/lembaga,” ujar dr.Imran Pambudi, MPHM dalam sambutan saat membuka pertemuan, pada Selasa sore (4/6/2024).
Direktur Imran juga mengatakan kegiatan pertemuan yang sempat tertunda ini merupakan target dari strategi kelima dalam Penanggulangan Tuberkulosis antara lain yaitu terlaksananya kegiatan penyuluhan, penemuan/ penjangkauan kasus pendampingan minum obat, advokasi TBC, dan pemberian umpan balik pelayanan TBC yang didukung oleh masyarakat/organisasi masyarakat.
Ia juga menyampaikan saat ini peran organisasi penyintas TB menjadi sangat penting, karena selain dalam bentuk pendampingan untuk para penyintas, namun juga penguatan dalam peningkatan kapasitas dalam koordinasi lintas sektor baik dalam penanggulangan TB hingga pengembangan penyintas agar lebih produktif.
Kegiatan pertemuan nasional dibuka langsung Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dr. Imran Pambudi, MPHM.
Ketua POP TB Indonesia Budi Hermawan memaparkan, "Semoga hasil dari pertemuan nasional yang berlangsung selama 4 hari kedepan dapat menghasilkan program yang masif dan produktif untuk perkembangan ke 26 OPT yang ada diseluruh Indonesia," ujarnya.
"Adanya pernas ini diharapkan kedepan ada laporan evaluasi pelaksanaan program OPT melalui pelatihan dan pembinaan, rencana aktif kolaboratif dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk meningkatkan koordinasi dalam rencana tindak lanjut yang dapat diimplementasikan kedepannya,"harapnya.
Dalam pelaksanaan selama 4 hari menghadirkan narasumber dari tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes membahas sinergi program dan peran OPT dalam pendampingan pasien TB RO, POP TB pemaparan laporan program, WKTPB, Kemenko PMK, Kemendes, Dinkes Provinsi materi terkait Peran Kementerian/Lembaga dalam Percepatan Program Tuberkulosis di Indonesia hingga pemaparan peningkatan kapasitas keorganisasian.
Adapun lima pengurus Organisasi Penyintas Tuberkulosis (OPT) Sobat Sehat Ardiansyah, Yudi Novriansyah, Yunike Purnama, Ulfatun Nissa dan Sayyid Adil bersama perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Pengelola Program TB RO Lilik Santoso, SKM dan dr. Rakhmi Rafie, M.Kes selaku TO PMPD mengikuti Pertemuan Nasional Organisasi Penyintas Tuberkulosis bertempat di Ballroom Hotel Lombok Astoria NTB.
Ketua OPT Sobat Sehat Ardiansyah menambahkan, terimakasih kepada Kemenkes bersama POP TB yang sudah menggelar pertemuan nasional di Lombok tahun ini.
"Kagiatan ini sangat bermanfaat dalam rangka peningkatan komunikasi dan koordinasi bersama semua pihak, kemudian kegiatan ini juga merupakan momen yang sangat tepat bagi OPT dalam peningkatan kapasitas dan peluang untuk organisasi penyintas," tutup Ardi. (*)