Tingkat Keyakinan Konsumen AS Berpotensi Picu Kenaikan Inflasi, Rupiah Diprediksi Masih Melemah

2023-05-31T11:51:10.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai US$ 403,1 miliar atau setara Rp 6.006,19 triliun pada April 2023
Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai US$ 403,1 miliar atau setara Rp 6.006,19 triliun pada April 2023

JAKARTA - Nilai kurs rupiah diprediksi melemah pada perdagangan hari ini seiring dengan tingkat keyakinan konsumen Amerika Serikat (AS) yang berpotensi memicu kenaikan inflasi.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 31 Mei 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 19 poin di posisi Rp15.004 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Selasa, 30 Mei 2023, nilai kurs rupiah 13 poin di level Rp14.985 per-dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, data survei tingkat keyakinan konsumen AS periode Mei 2023 menunjukkan kenaikan yang melebihi ekspektasi.

Indeks keyakinan konsumen AS pada Mei 2023 berada di level 102,3. Walaupun menurun dari 103,7 pada periode April, namun angkanya masih lebih tinggi di atas ekspektasi pasar yang memprediksi indeks di level 100.

"Tingkat keyakinan konsumen ini bisa mengindikasikan bahwa konsumen AS tidak menahan diri untuk melakukan pembelian, dan ini bisa memicu kenaikan inflasi lagi," kata Ariston kepada TrenAsia, Rabu, 31 Mei 2023.

Serangkaian data ekonomi AS yang terus membaik pun dikatakan Ariston telah mendorong ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga karena inflasi yang masih beku.

Data CME FedWatchTool menunjukkan bahwa 61,9% pelaku pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunganya di bulan Juni 2023.

Pelaku pasar pun dinilai Ariston masih mengkhawatirkan kesepakatan batas utang AS yang bisa jadi tidak memenuhi harapan pasar, dan hal itu dapat mendorong minat terhadap dolar AS.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.000-Rp15.050 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.950 per-dolar AS. (*)