Tim Teknik Kebun Cikumpay Kunjungi Pabrik Karet Regional 7

2024-10-18T17:08:11.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Tim Teknik Kebun Cikumpay Kunjungi Pabrik Karet Regional 7
Tim Teknik Kebun Cikumpay Kunjungi Pabrik Karet Regional 7

LAMPUNG SELATAN – Dua pabrik karet milik PTPN I Regional 7 menjadi objek diskusi dan tukar ilmu personel Teknik dan Pengolahan PTPN I Regional 2 Kebun Cikumpay, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat selama dua hari sejak Rabu (16/10/2024). Dua pabrik itu adalah Pabrik Karet SIR-20 Pematang Kiwah (Natar) dan Pabrik Karet RSS Kebun Kedaton (Tanjung Bintang) yang merupakan juara 1 Pabrik Terbaik Semester I pada ajang PTPN Award 2024.

Tim dari Kebun Cikumpay terdiri dari Manajer, Kasubag Teknik dan Pengolahan, Asisten Teknik dan Pengolahan, Asisten Pengawasan Pengolahan, dan Mandor Pengolahan. Mereka melihat langsung proses pengolahan dan berdiskusi dengan personel yang bekerja di dua pabrik tersebut dengan seksama sebagai perbandingan atau benchmarking.

Pada hari pertama kunjungan, Tim mendapat gambaran sekilas tentang pabrik, kebun, dan performa PTPN I Regional 7 di Kantor Regional. Selanjutnya, Tim dipandu menuju Pabrik Karet SIR-20 (Standard Indonesian Rubber-20) remah di Pematang Kiwah.

Di pabrik yang mengolah lum atau karet beku menjadi karet olahan setengah jadi berupa crumb rubber atau karet remah ini, peserta mencermati setiap proses dan mencatat beberapa perbedaan dengan yang ada di Cikumpay. Bahan baku crumb rubber yang berasal dari kebun sendiri dan karet pembelian dari petani diolah untuk melayani pasar dalam negeri maupun ekspor.

Manajer PTPN I Regeional 7 Kebun Pematang Kiwah Fadlan menyatakan terima kasih atas kepercayaan kepada Pabrik Karet Remah Pematang Kiwah menjadi benchmarking pabrik lain. Ia menyebut, pabrik karet ini merupakan pabrik tua hasil nasioalisasi dari perusahaan zaman Belanda. Meskipun demikian, performa pabrik ini tetap baik dan mampu menghasilkan produk dengan kualifikasi yang diterima pasar global.

“Kita berharap, baik dari Cikumpay maupun kami dari Pewa (Pematang Kiwah) bisa mengadopsi berbagai keunggulan untuk diterapkan di pabrik masing-masing. Kami juga berharap program benchmarking ini bisa terus dilaksanakan, sehingga kami bisa melihat langsung kelebihan pabrik-pabrik yang ada di PTPN I,” kata dia.

Pada hari kedua, Tim yang dipimpin Manajer Kebun Cikumpay Yayan Arianto mengunjungi Pabrik Karet RSS di Kebun Kadaton. Di pabrik yang dinobatkan sebagai kampiun pada ajang PTPN Award 2024 untuk Kinerja Semester I itu tim juga melakukan hal yang sama. Secara perinci dan berurut, setiap tahapan proses pengolahan, dari penerimaan bahan baku, pengujian kadar karet, pengolahan basah, treatmen kering, perlakuaan di kamar asap, sortasi, hingga pengemasan dikenalkan.

Pabrik yang juga “warisan” perusahaan Belanda ini memproduksi karet bermutu tinggi atau high grade dengan sebutan RSS (ribbed smoke sheet). Berbeda dengan crumb rubber SIR-20, bahan baku RSS merupakan getah segar atau lateks cair yang baru disadap. Sifat proses langsung dari kebun berupa karet cair ini membuat proses produksi RSS lebih ketat dibanding pabrik SIR.

Manajer Kebun Kedaton Yessy Plofesi yang menerima Tim benchmarking ini mengatakan, Pabrik RSS yang dikelola menerapkaan tata kelola yang terpadu dan terintegrasi dari bahan baku mulai disadap sampai menjadi barang siap dipasarkan. Oleh karena itu, kata perempuana berhijab ini, selain manajemen teknik pengolahan yang harus ketat, pihaknya juga menerapkan manajemen waktu yang juga sangat terukur.

“Pabrik RSS ini memang lebih ketat dari semua bidang. Sebab, antara on farm dengan off farm ini harus bekerja selaras dan simultan. Kami menerapkan manajemen terintegrasi dari sejak sadap hingga barang jadi diap dipasarkan. Itulah mengapa di pabrik RSS membutuhkan tim yang solid dan bertanggung jawab,” kata dia.

Yessy menambahkan, pada proses produksi RSS, pihaknya hanya mengolah getah lateks dari kebun sendiri. Selain karena memiliki deadline waktu yang ketat, bahan baku dari RSS sangat ketat dalam hal kontaminasi maupun kualitasnya. “Bahan baku kami terbatas hanya dari keebun sendiri atau kebun seinduk. Memang secara kuantum belum bisa memenuhi kapasitas terpasang pabrik yang 10 ton per hari secara rata-rata, tetapi pas musim puncak bisa lebih.”

Tentang kualitas atau mutu produk yang dihasilkan, Yessy menyebut produk RSS Pabrik Kedaton mampu memenuhi 99 persen standar mutu yang dipasang manajemen. Selain itu, produk yang dihasilkan juga langsung terserap di pasar dengan dominasi pasar internasional.
“Alhamdulillah kalau soal mutu kami bisa mencapai di atas 99 persen dari standar. Dan yang kami merasa tenang, produk kami langsung diterima pasar, kebanyakan ekspor,” kata dia.

Tentang teknologi dan keunggulan Pabrik Kedaton, usai melakukan peninjauan dan diskusi, Manajer Kebun Cikumpay menyebut ada beberapa hal yang harus segera diadopsi dari pabrik ini. Salah satunya adalah masa tinggal produk di kamar asap yang bisa lebih cepat dari yang selama ini ada di Cikumpay.

“Salah satu yang harus kami adopsi dan mungkin butuh pemagangan adalah soal lamanya sheet di kamar asap. Kalau di kami (Cikumpay) masih harus lima hari. Nah, di sini bisa tiga hari. Dan tetap matang sesuai dengan standar mutu yang dipersyaratkan. Ini efisiensi yang cukup besar,” kata dia.

Tentang program benchmarking yang dilakukan, SEVP Operation PTPN I Regional 7 Wiyoso menyatakan sangat mendukung. Ia menyebut, setiap kebaikan yang tercipta, oleh siapa dan pihak manapun, sebaiknya memberi nilai tambah manfaat bagi pihak lain.

“Saya sangat senang dari Regional 2 melakukan benchmarking ke sini. Bukan karena kami baik sehingga harus ditiru, tetapi lebih kepada sikap terbuka terhadap segala sesuatu yang bisa menaikkan kinerja. Saya kira kami secara berkala juga harus melakukan hal yang sama ke regional lain, bahkan ke perusahaan lain,” kata dia. (*)