Siap Listing di IDX Carbon, PLN Rencana Jual 1 Juta Ton CO2

2023-10-01T11:13:43.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

IMG_2912.webp

JAKARTA – PT PLN (Persero) tengah bersiap melantai atau listing di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon). Bursa ini telah dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9)

Atas potensi sumber daya yang dimiliki, PLN siap menjadi trader terbesar di IDX Carbon dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2 yang diperdagangkan. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.

Menyikapi persiapan listing PLN di IDX Carbon, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan langkah yang dilakukan PLN ini menjadi bagian dari upaya transisi energi yang dilakukan Indonesia. 

“Hal ini menandakan langkah besar dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia,” ujar Siti dikutip dari siaran pers PLN. 

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN Group siap menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktif dalam bursa perdagangan karbon di Indonesia. Upaya tersebut merupakan wujud komitmen perseroan dalam melakukan transisi energi di tanah air.

“Kami terus mendukung Pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa pilot project telah kami lakukan sehingga hari ini, sistem perdagangan karbon bisa dilakukan,” papar Darmawan.

Keseriusan PLN dalam menyukseskan IDX Carbon terpantau melalui penerima Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) pertama di Indonesia. Sertifika itu diterima melalui mekanisme non konversi dengan mekanisme internasional. “Kita akan segera melantai di bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar,” ungkap Darmawan.

3 Cara Penurunan Karbon PLN

Tidak hanya terdaftar di IDX Carbon, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa. 

“Saat PLN masuk bursa beberapa waktu ke depan, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk carbon trading yang belum dimiliki perusahaan lain,” tambahnya.

Kesiapan itu terpantau, karena PLN sudah memiliki platform PLN Climate Click. Sejak 8 September 2023 lalu, lewat platform ini, aktivitas perdagangan karbon, seperti perdagangan emisi dan offset emisi, sudah mulai dilakukan.

Darmawan mengungkapkan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang yang notabene unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke IDX Carbon. 

Perlu diketahui PLTGU tersebut telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton di tahun 2022.

Di samping itu, PLTGU Blok 3 Muara Karang juga sudah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode Combine Cycle.

“Kami membangun skenario transisi energi yang ambisius melalui Accelerated Renewable Energy Development secara agresif dengan menambahkan porsi pengembangan energi terbarukan hingga 75% di tahun 2040 dengan 25% diantaranya dari gas alam,” pungkas Darmawan.(*)