Pulang Libur Panjang, Segera Isoman Jika Rasakan Gejala Covid-19

2022-03-03T20:09:16.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Ilustrasi isolasi mandiri.
Ilustrasi isolasi mandiri.

BANDARLAMPUNG - Tanggal merah dan libur panjang dimanfaatkan masyarakat dengan berlibur. Di masa pandemi saat ini dengan angka kasus yang sedang tinggi, masyarakat diminta segera waspada jika mengalami flu seperti batuk dan pilek usai libur panjang.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyebutkan libur panjang yang terjadi pada akhir Februari dan awal Maret 2022 berpotensi memicu kenaikan kasus Covid-19. Hal ini mengingat saat hari libur panjang ada kecenderungan peningkatan interaksi dan mobilitas masyarakat terutama yang ingin bepergian ke luar daerah.

“Libur panjang selalu menjadi potensi terjadi peningkatan kasus, tetapi peningkatan kasus ini bisa kita tanggulangi dengan baik sehingga tidak menyebabkan sesuatu yang lebih parah, ini masih dalam batas yang bisa kita atasi bersama,” kata Nadia dalam keterangan resmi, Kamis, 3 Maret 2022.

Nadia menegaskan guna mengantisipasi kenaikan kasus, pemerintah telah melakukan persiapan mulai dari penyediaan ruang perawatan Covid-19 di RS, obat-obatan dan oksigen medis, meningkatkan kualitas layanan kesehatan di fasyankes serta mempercepat vaksinasi dosis lengkap dan booster bagi masyarakat berusia di atas 18 tahun. Tak hanya itu, Kemenkes juga memperkuat testing dan tracing yang dilanjutkan dengan treatment.

“Bagian penting dari penemuan kasus secara cepat agar tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat. Hal ini mengingat, varian Omicron jauh lebih mudah dan cepat menyebar dibandingkan varian yang sebelumnya,” ungkapnya.

Nadia juga menegaskan, agar masyarakat segera isolasi mandiri jika merasakan gejala. Apalagi jika mengalami kontak erat dengan pasien Covid-19 selama liburan.

“Saat ini kita berharap walaupun kemarin sempat long weekend dan mungkin terjadi kenaikan kasus, jika ada gejala dan kontak erat, masyarakat diimbau segera lakukan isolasi,” kata Nadia.

“Ini upaya untuk memutus mata rantai penularan, karena Omicron kan menular dengan sangat cepat, kalau kita tidak lakukan deteksi dini kasus akan terus melonjak. Karenanya antisipasi masyarakat sangat penting,” katanya.

Nadia berharap berbagai upaya tersebut dapat mempertahankan perkembangan Covid-19 yang kian membaik sejak merebaknya Omicron pada Januari lalu. Dalam seminggu terakhir, kasus konfirmasi harian COVID-19 di 14 provinsi konsisten mengalami penurunan. Jumlah ini meningkat dibandingkan minggu sebelumnya yang hanya 10 provinsi.

“14 provinsi sudah mulai mengonfirmasi kasus konfirmasi harian Covid-19 dan perawatan pasien selama satu minggu terakhir di Bulan Februari ini,” ujarnya.

Nadia merinci Keempatbelas provinsi tersebut diantaranya DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua dan Papua Barat. Tak hanya itu, terdapat 7 Provinsi yang juga konsisten menunjukkan tren kasus melandai dalam seminggu terakhir yaitu Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Gorontalo, Bengkulu dan Lampung. (*)