Kominfo
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Mastercard dan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) menjalin kemitraan strategis untuk memperkenalkan solusi dan pengalaman digital yang akan meningkatkan lanskap pembayaran digital di Indonesia.
President Asia Pacific Mastercard, Ari Sarker mengatakan, kerja sama ini bertujuan untuk mendukung konsumen dan pelaku usaha di sektor ekonomi digital serta meningkatkan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.
Dia menyebut, digitalisasi menjadi pilar utama dalam perjalanan menuju ekonomi yang benar-benar inklusif. Ekonomi digital menjanjikan peluang yang lebih luas bagi banyak orang, tetapi untuk meraih potensi tersebut, diperlukan kolaborasi yang erat.
"Oleh karena itu, Mastercard merasa sangat antusias dapat berkolaborasi dengan Indosat guna mendukung masyarakat Indonesia menuju masa depan digital, membawa lebih banyak lagi individu dan UKM ke dalam ekosistem digital, dan membantu memajukan pertumbuhan inklusif bagi perekonomian Indonesia," ujar Ari dalam keterangan tertulis, Kamis (25/5/2023).
Menurutnya, kemitraan ini juga menegaskan komitmen Mastercard untuk membawa satu miliar orang dan 50 juta usaha mikro dan kecil ke dalam ekonomi digital secara global pada tahun 2025.
"Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah menyaksikan pertumbuhan yang signifikan dalam nilai ekonomi digitalnya," tutur Ari.
Pada tahun 2025, diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia akan meningkat dua kali lipat menjadi US$ 130 miliar dan terus meningkat menjadi US$ 220 miliar hingga US$ 360 miliar pada tahun 2030.
Pertumbuhan ini sejalan dengan perubahan demografi dan perilaku konsumen di Indonesia yang telah mengalami perubahan drastis dalam beberapa tahun terakhir. Dengan meningkatnya penggunaan smartphone, konsumen semakin mengadopsi metode pembayaran digital yang menawarkan kenyamanan, fleksibilitas, dan keamanan yang lebih baik.
Akibatnya, penggunaan dompet digital, super app yang menyediakan berbagai layanan dalam satu platform, serta pembayaran digital secara langsung antar individu atau person-to-person (P2P) dan individu ke pedagang atau person-to-merchant (P2M), akan semakin cepat menggantikan penggunaan uang tunai.
Para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) juga semakin mengadopsi tren digitalisasi dan mencari solusi yang nyaman dan mudah digunakan, yang sesuai dengan gaya hidup konsumen dan preferensi pembayaran digital yang terus berkembang.
Selain itu, terdapat permintaan untuk meningkatkan keamanan dalam transaksi tanpa uang tunai dan pengalaman yang personal bagi konsumen.
"Kolaborasi ini juga dirancang untuk membantu meningkatkan standar keamanan dan membangun kepercayaan yang lebih tinggi di antara semua pengguna di seluruh ekosistem digital untuk menciptakan ekonomi digital yang lebih aman dan lebih inklusif, serta dapat diikuti dan dimanfaatkan oleh semua orang," jelas Ari.
Kedua belah pihak berkomitmen untuk bekerja sama dalam memperkenalkan produk dan solusi terukur yang menggabungkan kemampuan terbaik dalam keselamatan dan keamanan siber di kelasnya, guna menyediakan pengalaman digital yang aman dan lancar sesuai dengan gaya hidup, cara bekerja, dan bertransaksi para konsumen dan bisnis di era digital saat ini.
"Kemitraan ini juga bertujuan untuk mendukung UKM dengan menyediakan alat dan sumber daya terbaru untuk bersaing di dunia digital-first pascapandemi," pungkasnya.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, kedua akan fokus pada penggunaan pembayaran digital dengan kartu dan pembayaran berbasis akun, peningkatan akses ke kredit seperti melalui Buy Now Pay Later (BNPL), peningkatan keamanan pada metode pembayaran, dan solusi yang menawarkan keterlibatan dan penghargaan yang lebih besar bagi konsumen.
Sementara itu, untuk bisnis, kolaborasi ini akan memperkenalkan solusi yang mendorong adopsi pembayaran digital, membantu bisnis dalam mengelola kehadiran online atau digital mereka, meningkatkan akses ke kredit, serta menyediakan solusi produktivitas bisnis lainnya seperti akuntansi dan manajemen pengeluaran.(*)