QRIS
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Kehadiran financial technology atau fintech sudah cukup akrab di telinga masyarakat. Hal tercermin dari tren perkembangan adopsi fintech di Indonesia.
VP Public Sector Payments LinkAja Marcella Wijayanti memaparkan, di sektor sistem pembayaran, jumlah transaksi dengan e-money pada Agustus 2021 sebesar Rp24,8 triliun atau naik 43,66 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Adapun total merchant yang menggunakan Quick Response Code Indonesia (QRIS) pada pertengahan September 2021 mencapai 10,4 juta merchant atau 87 persen dari target pemanfaatan QRIS oleh Bank Indonesia yang diharapkan sebesar 12 juta merchant pada akhir 2021.
"Kabar baiknya, 85 persen merchant yang pakai QRIS itu merupakan small industry atau medium small industry UMKM. Jadi dengan sistem pembayaran cashless ternyata juga mendukung UMKM. Orang jadi nyaman belanja karena bayarnya mudah, konsumen pun jadi lebih banyak," ujarnya dalam webinar Bulan Fintech Nasional 2021, Jumat (19/11/2021).
Kenaikan transaksi fintech tak hanya terjadi di sektor pembayaran, tetapi juga di sektor pendanaan dan pasar modal. Mengutip data OJK, total akumulasi penyaluran pinjaman pada Agustus 2021 sebesar Rp14,7 triliun melalui 9.062 akun peminjam.
Sementara itu, total penyaluran reksa dana pada Desember 2020 sebesar Rp574 triliun atau tumbuh 9,3 persen dari periode sebelum pandemi yakni Rp525 triliun pada Februari 2020. Begitu juga pengguna aset kripto di Indonesia melalui akun fintech tercatat 7,4 juta orang atau tumbuh 85 persen (yoy).
"Ini yang membuat fintech secara nasional harus didorong, karena memudahkan orang bertransaksi," pungkasnya.(*)