Dolar AS
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Nilai kurs rupiah berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Kamis, 10 Agustus 2023, seiring dengan sebagian besar pelaku pasar yang memprediksi bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunganya untuk periode Agustus 2023.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 10 Agustus 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 16 poin di posisi Rp15.205 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 9 Agustus 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 28 poin di level Rp15.189 per-dolar AS.
Menurut data CME FedWatchTool, 87% pelaku pasar meyakini bahwa The Fed akan menahan suku bunga di level 5,25%-5,5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Agustus tahun ini.
Sementara itu, 13% lainnya menilai bahwa bank sentral AS akan melanjutkan pengerekan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Tingginya keyakinan pelaku pasar akan langkah The Fed untuk mengerem suku bunga ini didukung oleh sinyal dovish dari pejabat The Fed yang menyarankan agar bank sentral mengambil jeda sejenak dalam pengetatan kebijakan moneternya.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memandang bahwa sinyal dovish itu dapat menjadi faktor yang mendukung penguatan rupiah.
"Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker menyarankan suku bunga sudah cukup tinggi," ujar Ibrahim kepada wartawan dikutip Kamis, 10 Agustus 2023.
Sementara itu, Gubernur The Fed Jerome Powell memperjelas bahwa bank sentral sedang mengamati data ekonomi yang akan datang dengan cermat untuk menentukan arah kebijakan moneter ke depannya.
Pada Kamis, 10 Agustus 2023, data inflasi konsumen terbaru akan dirilis dan diprediksi akan menunjukkan pertumbuhan inflasi pada Juli 2023.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, Kamis, 10 Agustus 2023, nilai kurs rupiah berpotensi menguat di rentang Rp15.160-Rp15.230 per-dolar AS. (*)