OJK: Invasi Rusia ke Ukraina Dorong Kenaikan Harga Komoditas

2022-03-03T14:51:16.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Ilustrasi Kantor Pusat OJK.
Ilustrasi Kantor Pusat OJK.

BANDARLAMPUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih terus mencermati tekanan dari sisi perekonomian global yang salah satunya terkait dengan gejolak akibat invasi Rusia ke Ukraina. Diharapkan ketegangan yang terjadi di antara kedua negara itu bisa segera mereda agar tidak memberikan efek besar terhadap pemulihan ekonomi.

"Gejolak akibat invasi Rusia ke Ukraina mendorong peningkatan harga komoditas," ungkap Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo, dalam siaran persnya dikutip Kamis, 3 Maret 2022.

Selain itu, lanjutnya, OJK juga mencermati situasi dan kondisi perekonomian global yang masih dibayangi oleh rencana normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) yang cukup agresif.

Meskipun demikian, tekanan dari sisi perekonomian baik domestik maupun global terpantau rendah. Hal ini seiring mulai meredanya tekanan pada hambatan rantai pasok global (global supply chain constraint).

"OJK juga mencatat aktivitas perekonomian global semakin pulih meski sedikit tertahan imbas penyebaran covid-19 varian Omicron yang ditandai indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel yang melambat walaupun masih di zona positif," terangnya.

Ketahanan sektor keuangan terjaga

Sementara itu, ketahanan sektor keuangan terjaga meski perlu tetap mencermati perkembangan risiko kredit ke depan. Profitabilitas dan efisiensi sektor keuangan juga tetap baik, sedangkan pergerakan pasar keuangan relatif stabil sejalan dengan tren historisnya.

Menurut Anto, kepercayaan investor dan terkendalinya penanganan kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia telah mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat.

Adapun volatilitas di pasar keuangan domestik yang mulai mereda mendorong meningkatnya aktivitas investor asing di pasar saham maupun surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN), ditandai dengan kepemilikan asing yang meningkat secara year to date (ytd).

Sepanjang Februari 2022, indeks saham cenderung menguat seiring optimisme pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). IHSG menguat sebesar 3,88 persen (mtd) dan relatif lebih tinggi dari negara emerging market lainnya.

"Investor nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp17,51 triliun, terutama ke saham sektor perbankan dan komoditas," pungkas Anto.(*)