Deflasi Lampung
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Bank Indonesia Provinsi Lampung resmi membuka perhelatan Lampung Begawi 2023 bertempat di Lampung City Mall pada Jumat, 12 Mei 2023.
Kegiatan dibuka langsung oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Kepala KPw Bank Indonesia Lampung Budiyono dan Anggota DPR RI Ahmad Junaidi Auly.
Dalam pembukaan Lampung Begawi 2023 sekaligus menggelar penandatanganan akad kredit dari Bank kepada Perwakilan UMKM, MoU Kerjasama antar Daerah (KAD) Pemkot Metro dan Pemkot Brebes, Penyerahan sertifikat halal kepada perwakilan UMKM difasilitasi oleh KPw BI Lampung oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia.
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiyono mengatakan, kegiatan Lampung Begawi 2023 merupakan pelaksanaan tahun ketiga yang fokus ikhtiar membangun sinergi untuk mendorong pulihnya perekonomian Lampung.
“Dengan mengangkat tema Bertumbuh dan Stabil dengan Digitalisasi, Wirausaha dan UMKM, sesuai namanya Begawi dengan arti menciptakan sinergi dalam hal ini untuk pemulihan ekonomi Lampung salah satunya mendorong UMKM terus produktif sehingga semakin banyaknya tenaga kerja terserap dan semakin mengangkat kearifan lokal Lampung,”papar Budiyono.
Selanjutnya kegiatan Lampung Begawi tahun ini juga selaras dengan agenda nasional KTT ASEAN 2023 fokus membahas digitalisasi melalui Capacity Building on ASEAN Issues Digital Economy.
Dalam kegiatan Lampung Begawi ada 75 UMKM yang bergabung. Mulai dari fesyen, kuliner, kriya dan layanan konsultasi pembayaran digital, perijinan usaha hingga keuangan sosial.
Selain itu, ada juga kegiatan sosial donor darah dengan target mampu mengumpulkan 750 kantong darah selama perhelatan Lampung Begawi selama 3 hari kedepan.
Dalam sambutannya Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengungkapkan apresiasinya kepada Bank Indonesia Lampung mengakselerasi pemulihan ekonomi Lampung melalui kegiatan tahunan Lampung Begawi.
Pemulihan ekonomi dapat terlihat dari pertumbuhan ekonomi Lampung Triwulan I Tahun 2023. Secara year-on-year, pertumbuhan ekonomi Lampung lebih tinggi dari rata - rata Sumatera dan untuk q-to-q, Lampung menjadi satu-satunya provinsi di Sumatera yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif, sementara 9 provinsi lainnya mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif.
Arinal mengatakan, pulihnya ekonomi Lampung tidak terlepas dari peran Bank Indonesia yang terus berupaya mengembangkan produktifitas komoditas kebutuhan seperti cabai dan bawang merah untuk tetap menjaga inflasi Lampung.
Selain itu, UMKM yang mampu menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas juga berperan bergeliatnya ekonomi Lampung.
“UMKM memang saat ini menjadi sektor yang potensial untuk dikembangkan. Dalam realisasinya diperlukan kolaborasi yang kuat antara perbankan, pemerintah dan stakeholder untuk mampu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat khususnya terkait KUR, ”ujarnya.
Arinal mengatakan, kendala UMKM di Lampung saat ini adalah meskipun banyak potensi namun masih banyak UMKM belum terkordinir dengan baik sehingga menjadi kendala dalam proses pembiayaan.
“Ini menjadi PR besar untuk mampu ciptakan sinergi khusus untuk kemajuan UMKM,” harapnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman mengapresiasi terselenggaranya Lampung Begawi yang menjadi wadah dan kolaborasi untuk tingkatkan potensi UMKM.
Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5%, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
“Bank Indonesia memiliki 2 poin penting yang harus diperhatikan yakni ekonomi dan kebijakan dalam pengembangan UMKM,”ujarnya.
Aida memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memang menunjukkan pertumbuhan, namun tetap masih ada tahap ketidakpastian kondisi global. “Indonesia mampu tetap tumbuh pada 6 kuartal berturut - turut dengan ekspor yang tetap surplus meski ditengah kondisi ketidakpastian global,” papar Aida.
Untuk kondisi Lampung juga tidak terlalu berbeda dengan nasional. Kondisi ekonomi tetap tumbuh dan inflasi berhasil dijaga dengan berbagai upaya pengembangan di sektor pertanian strategis.
“Melihat kondisi ini, UMKM harus mampu memetakan keberlangsungan usahanya dan peran pemerintah bersama stakeholder adalah memberikan regulasi mendorong UMKM lebih produktif,” papar Aida.
Dan, kedua adalah kebijakan. Dengan kata kunci sinergi menghadirkan bisnis model UMKM dengan KKPP yakni Koporatisasi ekosistem UMKM, Kapasitas SDM melalui digitalisasi, Pembiayaan dan Pemasaran. (*)