BCA
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) mencapai Rp181,2 triliun pada semester I-2023. Capaian ini didominasi oleh pembiayaan konsumsi untuk kendaraan listrik sebagai implementasi nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG).
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan yang dibukukan oleh perseroan pada paruh pertama tahun ini naik 6,9% secara year-on-year (yoy) dengan kontribusi 24,3% terhadap total portofolio.
Kredit ke sektor berkelanjutan ini didominasi oleh pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik yang angkanya mencapai Rp751 miliar pada akhir Juni 2023 dengan pertumbuhan 44 kali lipat secara yoy.
"Dukungan untuk ekonomi sirkular juga terus diperluas dengan inisiatif baru berupa daur ulang limbah elektronik sehingga total limbah operasional yang dikelola BCA mencapai 266 ton pada semester I-2023," ujar Hera dalam konferensi pers paparan kinerja semester I-2023 yang diselenggarakan secara virtual, Senin, 24 Juli 2023.
Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan, total kredit BCA naik 9% yoy menjadi Rp735,9 triliun pada akhir Juni 2023.
Kredit Konsumer Mendominasi
Jika diperinci, penyaluran tersebut terdiri dari kredit konsumer BCA naik 13,9% yoy menjadi Rp183,9 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 10,9% yoy ke angka Rp219,2 triliun. Kredit korporasi tercatat naik 5,1% yoy mencapai Rp325 triliun sehingga secara keseluruhan.
Kredit konsumer menjadi segmen tertinggi dengan dukungan kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 12% yoy ke Rp114,6 triliun, serta kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 19,2% ke Rp51,4 triliun.
Portofolio kredit BCA yang direstrukturisasi mengalami perbaikan dengan menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 8,7% pada semester I-2023 dari 12,3% dari tahun sebelumnya.
Rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) pun mengalami penurunan dari 2,2% menjadi 1,9%.
Untuk segmen pendapatan, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) perseroan mengalami pertumbuhan 24,6% yoy ke angka Rp37,1 triliun.
Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 9,4% yoy menjadi Rp12,2 triliun dengan dukungan dari kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4%. Jika diakumulasikan, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp49,3 triliun atau naik 20,5% yoy.
Dengan pencapaian tersebut, pada paruh pertama tahun ini BCA mencatat laba bersih sebesar Rp24,2 triliun atau naik 34% yoy. Capaian laba bersih BCA ini didukung oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Dari segi penghimpunan dana, dana murah atau current account saving account (CASA) BCA tercatat sebesar Rp864,7 triliun pada semester I-2023 atau naik 5,7% yoy dan berkontribusi 81% terhadap total dana pihak ketiga (DPK).
Secara keseluruhan, total DPK tercatat naik 6% yoy menjadi Rp1,07 kuadriliun dan menopang pertumbuhan aset sebesar 7,3% yoy ke angka Rp1,35 kuadriliun.
Kemudian, rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) BCA berada di level 24,2% di semester I-2023 dan menembus level tertinggi sejak akhir tahun 2014.
Untuk rasio pengembalian terhadap aset alias return on asset (ROA), levelnya berada di angka 3,7% dan menjadi capaian tertinggi pascapandemi.(*)