OJK Lampung
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDAR LAMPUNG - Kepala bagian pengawasan IKNB dan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung Herwan Achyar memaparkan kinerja Perusahaan Pembiayaan di Provinsi Lampung tumbuh paling signifikan sebesar 7,15% secara yoy dengan nilai piutang pembiayaan tercatat sebesar Rp8,17 Triliun.
Sedangkan NPF yang membaik dari sebelumnya 2,22% pada posisi Triwulan II – 2022 menjadi 1,96% pada posisi Triwulan III - 2022.
Komposisi piutang pembiayaan didominasi oleh Pembiayaan Multiguna sebesar Rp5.155 miliar (63,08%) dan Pembiayaan Investasi sebesar Rp2.417 miliar (30,25%).
"Bila dilihat dari proporsi pembiayaan yang disalurkan berdasarkan sektor ekonomi, masih didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar Rp3.119 miliar (38,16%) dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar Rp795 miliar (9,73%)," papar Herwan saat pemaparan kinerja IKNB pada Senin, 28 November 2022.
Herwan melanjutkan untuk kinerja industri asuransi pada kinerja triwulan III 2022 pendapatan premi asuransi di Provinsi Lampung menurun sebesar Rp56,85 miliar atau 3,59% yoy yang didorong oleh penurunan premi asurnsi jiwa sebesar Rp335,35 miliar atau 28,11% yoy.
Penurunan pendapatan premi asuransi ini disebabkan adanya kanal keagenan asuransi khususnya asuransi jiwa dan asuransi PAYDI yang belum dapat berjalan optimal menyusul adanya pengaturan yang lebih ketat sebagaimana diatur dalam SE OJK No.5/SEOJK.05/2022 Tentang Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi.
Selain itu, beberapa perbankan melakukan pembaharuan asuransi jiwa untuk mengcover kredit konsumtif melalui kerjasama dengan perusahaan asuransi yang tidak memiliki Kantor Cabang/perwakilan di Lampung sehingga tidak tercatat sebagai pendapatan premi di wilayah kerja Provinsi Lampung.
"Adapun klaim asuransi di Provinsi Lampung meningkat sebesar Rp204,96 miliar atau 26,13% yoy yang didorong oleh peningkatan klaim asuransi umum sebesar Rp175,18M atau 137,26%,"jelasnya.
Pertumbuhan kinerja Fintech P2P Lending di Provinsi Lampung mencatatkan pertumbuhan Outstanding sebesar Rp314 miliar atau 73,54% yoy sehingga nilai outstanding pinjaman pada bulan September 2022 mencapai Rp741 miliar.
Sementara akumulasi dana yang diberikan oleh lender di Provinsi Lampung menurun sebesar Rp7 miliar atau 31,82% yoy sehingga tercatat dana yang diberikan oleh pemberi pinjaman di Lampung pada bulan September 2022 sebesar Rp15 miliar.
Terdapat 1 perusahaan Fintech P2P Lending berizin di Provinsi Lampung, yaitu Lahan Sikam yang telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp176,89 Milyar.
Untuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM), jumlah entitas di Provinsi Lampung mengalami peningkatan dari sebelumnya 7 pada tahun 2018, 9 pada tahun 2019, 10 pada tahun 2020 dan 11 sejak tahun 2021 hingga hari ini.
Secara yoy, aset LKM di Provinsi Lampung meningkat sebesar Rp5,66 milyar (18,84% yoy) yaitu dari Rp30,03 milyar pada Agustus 2021 menjadi Rp35,68 milyar pada Agustus 2022.
Sementara dari sisi penyaluran pinjaman/pembiayaan, LKM menunjukkan peningkatan meskipun tidak sesignifikan peningkatan aset LKM.
Hal tersebut mengingat salah satu penyumbang peningkatan aset LKM terbesar adalah pendirian BWM yang penyaluran pembiayaannya terbatas. Penyaluran pinjaman/pembiayaan LKM meningkat sebesar Rp3,12 milyar (15,39% yoy).
Hingga September 2022, jumlah penyaluran pinjaman baik konvensional maupun syariah dalam bentuk Gadai/Rahn, Fidusia/Arrum maupun pembiayaan lainnya yang disalurkan oleh Pegadaian di Lampung meningkat sebesar Rp14,92 miliar.
Peningkatan ini diikuti dengan perbaikan NPL/NPF Pegadaian dari sebelumnya pada September 2021 untuk NPL konvensional sebesar 2,47% menjadi 1,92% pada September 2022.
Sementara NPF unit usaha syariah pegadaian dari sebelumnya NPF sebesar 1,33% pada September 2021 menjadi sebesar 1,2% pada Juni 2022. Untuk penyaluran kredit Ultra Mikro (UMi) melalui pegadaian, sejak Januari 2022 sampai dengan September 2022 telah disalurkan sebanyak Rp3,06 Milyar kepada 443 nasabah.
Periode September 2022, jumlah outstanding penyaluran pembiayaan ULaMM menurun sebesar Rp15,37 miliar (7% yoy) dan jumlah outstanding penyaluran pembiayaan program Mekaar meningkat sebesar Rp591,50 miliar (51,46% yoy).
NPL pembiayaan ULaMM menurun dari sebelumnya sebesar 2,83% pada September 2021 menjadi sebesar 2,42% pada September 2022. Sementara NPL Pembiayaan Mekaar menurun dari sebelumnya sebesar 1,00% pada September 2021 menjadi sebesar 0,02% pada September 2022. (*)