Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
BANDAR LAMPUNG – Institut Teknologi Sumatra (ITERA) merayakan dies natalis yang ke-10 dengan menyelenggarakan sarasehan yang mengundang perwakilan gubernur dari berbagai provinsi di Sumatra, para ahli kebencanaan, serta pakar di bidang keamanan siber dan komputasi pervasif. Acara ini berlangsung pada Minggu (6/10/2024) di Gedung Kuliah Umum 1, lantai 4 kampus ITERA, dan dihadiri oleh akademisi, pejabat daerah, serta para ahli.
Sarasehan ini merupakan forum diskusi terbuka yang membahas dua topik utama: pembentukan Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Sumatra, serta peran Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung kemajuan daerah, khususnya di Provinsi Lampung.
Sesi pertama dibuka oleh Harkunti P. Rahayu, Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia, yang menekankan pentingnya mitigasi bencana, terutama gempa bumi dan tsunami, di wilayah Sumatra yang rawan bencana. Harkunti mengingatkan bahwa setiap provinsi di Sumatra memiliki ancaman bencana yang berbeda, seperti gempa, tsunami, dan kebakaran hutan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah daerah, nasional, dan internasional dalam mendukung keberlanjutan pusat riset ini.
"Setiap provinsi di Sumatra memiliki potensi bencana yang berbeda, dan penanganannya harus disesuaikan dengan kondisi lokal. Kolaborasi antar pemerintah dan pihak terkait sangat penting, terutama dalam hal pendanaan dan pengembangan penelitian," jelas Harkunti.
Ia juga menyoroti rendahnya apresiasi terhadap upaya mitigasi bencana, yang sering kali hanya bersifat reaktif dan tidak disertai dengan aksi berkelanjutan.
"Upaya pengurangan risiko bencana seringkali dianggap rendah. Setelah bencana, kita sibuk berbicara, tetapi tanpa tindakan konkret. Apresiasi terhadap mitigasi bencana sering terlupakan dibandingkan isu-isu lain seperti kemiskinan," tambahnya.
Materi kedua disampaikan oleh Dr. Eng. Sarwono Sutikno, guru besar di bidang keamanan siber dan komputasi pervasif. Ia membahas potensi besar AI dalam membantu pemerintahan, meningkatkan kualitas layanan publik, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
"AI memiliki potensi besar untuk membantu pemerintahan, baik dalam merencanakan maupun menjalankan tugas-tugas yang lebih efisien dan efektif," ungkap Sarwono. Ia juga menekankan bahwa AI dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang di pemerintahan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan publik.
Rektor ITERA, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menyampaikan komitmen ITERA dalam mendirikan Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami Sumatra sebagai bagian dari upaya aktif institusi dalam penanggulangan bencana. Menurutnya, pusat mitigasi ini diharapkan dapat memperkuat peran ITERA dalam pembangunan di wilayah Sumatera.
"Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam mitigasi bencana, terutama gempa dan tsunami, melalui pendirian pusat mitigasi ini. Ini adalah bagian dari kontribusi kami untuk mendukung pembangunan daerah," ujarnya.
Prof. I Nyoman juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk mencapai tujuan ini. Meski dihadapkan pada tantangan keterbatasan SDM, ITERA bertekad untuk terus memberikan kontribusi nyata melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah.
Dengan berdirinya Pusat Mitigasi Gempa dan Tsunami, ITERA berharap dapat tidak hanya meningkatkan kapasitas riset dan akademik, tetapi juga berkontribusi langsung dalam mengantisipasi bencana dan menjaga keselamatan masyarakat di Sumatera.
Sarasehan ini juga menjadi kesempatan untuk memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan pembangunan di wilayah Sumatra.
"Kami berharap, melalui acara ini, kita bisa membangun kolaborasi yang lebih kuat untuk mengatasi tantangan pembangunan dan menciptakan solusi yang bermanfaat bagi daerah," pungkas Prof. I Nyoman. (*)
Reporter: Winda Adelia dan Arfa Ivanda