Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Nilai kurs rupiah punya potensi untuk menguat walaupun inflasi Amerika Serikat (AS) yang datanya dirilis semalam berada di atas ekspektasi.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 14 September 2023, nilai kurs rupiah dibuka menguat 5 poin di posisi Rp15.365 per-dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 13 September 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 28 poin di level Rp15.370 per-dolar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, walaupun inflasi AS tercatat berada di atas ekspektasi, namun kemungkinan pasar melihat tidak ada kejutan dari kenaikan inflasi di negeri Paman Sam kali ini.
Untuk diketahui, inflasi AS pada periode Agustus 2023 tercatat naik 3,7% secara tahunan, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 3,6%.
Sementara itu, inflasi inti yang tidak mencakup pangan dan energi menurun ke level 4,3%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Sikap pasar yang sudah mengantisipasi kenaikan inflasi ini dikatakan Ariston terlihat dari indeks saham Asia yang bergerak positif pada pembukaan perdagangan hari ini.
"Kemungkinan, pasar tidak melihat ada kejutan di kenaikan inflasi AS kali ini," kata Ariston kepada TrenAsia jaringan Kabarsiger pada Kamis, 14 September 2023.
Walau ada potensi penguatan, Ariston juga tidak memungkiri bahwa rupiah masih memiliki potensi untuk tertekan karena inflasi yang naik lebih tinggi dari 3,2% yang tercatat pada bulan Juli 2023.
Dengan inflasi yang naik di atas ekspektasi, kemungkinan The Federal Reserve (The Fed) untuku mempertahankan suku bunga yang tinggi pun semakin besar.
"Hari ini, ada potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS mungkin ke arah Rp15.330-Rp15.300 per-dolar AS. Tapi, ada potensi pelemahan ke arah Rp15.400 per-dolar AS," tutur Ariston. (*)