Industri Baja Miliki Peran Sentral Jaga Ketahanan Ekonomi

2023-10-24T13:58:09.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

IMG_3636.webp

BANDARLAMPUNG - Industri baja memegang peran sentral dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di samping perkembangan sejumlah sektor penting lainnya, seperti energi, konstruksi, otomotif, dan transportasi. 

Potensi industri baja dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan nilai tambah dan dampak berganda dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Ini  menjadikan sektor ini menjadi salah satu elemen penting dalam upaya memajukan perekonomian Indonesia.

Di tengah kondisi ekonomi global yang melambat, industri logam dasar tumbuh pesat, mencapai pertumbuhan sebesar 11,49% (year-on-year). Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya permintaan produk baja dan ferronickel dalam pasar ekspor. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa industri baja memiliki peran kunci dalam menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah memberikan dukungan penuh terhadap para pelaku industri baja untuk terus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi melalui inovasi industri.

Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA), yang merupakan asosiasi perwakilan perusahaan industri besi dan baja, diharapkan mampu mendukung berbagai upaya pemenuhan kebutuhan baja berkualitas untuk kebutuhan dalam negeri, meningkatkan kualitas produk baja, dan turut serta dalam penggunaan energi terbarukan di industri baja.

IISIA memiliki visi yang sangat jauh ke depan, yaitu mengembangkan industri baja yang berdaya saing dan ramah lingkungan. 

"Mudah-mudahan Pengurus IISIA dapat menjalankan dengan baik program kerja yang sudah dibuat dan berkolaborasi dengan Kemenperin dalam memajukan Industri Baja Nasional dan mewujudkan visi tersebut,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dilansir dari kemenperin.go.id, Selasa, 24 Oktober 2023.

Tantangan terkait dengan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi bagian penting dalam rencana Net Zero Emissions (NZE). Sebelumnya, Kemenperin telah menetapkan target ambisius, yaitu sektor industri di Indonesia harus mencapai NZE pada tahun 2050, atau 10 tahun lebih cepat dari target nasional.

Industri baja menjadi salah satu sektor yang cukup diperhatikan dalam rencana realisasi target ini, sehingga isu mengenai energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi salah satu tantangan bagi industri baja.

Sebagai bagian integral dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, industri baja di Indonesia terus berkomitmen untuk mengembangkan inovasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan asosiasi industri, sektor ini mampu menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia yang berkembang dan berkelanjutan.(*)