Laba Nokia Anjlok Hampir 70 Persen, Harga Saham Turun Hingga 10 Persen
Yunike Purnama - Selasa, 24 Oktober 2023 09:26JAKARTA - Nokia ( NOK ) membukukan penurunan laba hampir 70% pada kuartal terakhir. Laba bersih sebesar €133 juta atau setara Rp2,25 triliun (kurs Rp16.864) ini turun 69% dari kuartal yang sama tahun lalu.
Pendapatan perusahaan telekomunikasi ini juga turun 20% dari kuartal tahun lalu menjadi €4,98 miliar setara Rp83 triliun dan jauh di bawah perkiraan sebesar €5,67 miliar atau setara Rp95,62 triliun.
Hasil yang lebih lemah dari perkiraan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan penjualan sebesar 24% pada Mobile Networks, segmen pendapatan terbesar Nokia.
- Siap-Siap! Rice Cooker Gratis Dibagikan Bulan Depan
- PTPN III Kembangkan Laboratorium Riset Pengolahan Kelapa Sawit di IPB
- ASDP Angkut 3,7 Juta Kendaraan Logistik hingga September 2023
Untuk diketahui, akibat kenaikan suku bunga, pelanggan di Amerika Utara mengurangi pengeluaran. Sementara klien korporat lebih memprioritaskan arus kas dan menarik inventaris mereka.
Dikutip TrenAsia.com jaringan Kabarsiger dari laman Investopedia pada 23 Oktober 2023, presiden dan CEO Nokia Pekka Lundmark menyebut "lingkungan ekonomi makro yang melemah" dan dampak suku bunga yang lebih tinggi terhadap belanja pelanggan komersial sebagai hambatan pada kuartal terakhir.
Namun dirinya mengatakan bahwa margin usaha ini tetap bertahan "cukup baik" karena pengendalian biaya pengukuran.
Tingkat suku bunga yang lebih tinggi membuat pelanggan memerlukan biaya lebih besar dalam mengambil pinjaman untuk membayar langganan seluler dan layanan internet, atau untuk berlangganan layanan baru, yang semuanya mempengaruhi pendapatan perusahaan telekomunikasi.
Nokia bukan satu-satunya perusahaan telekomunikasi yang merasakan ketidakpastian ekonomi. Saingan telekomunikasi Swedia Ericsson (ERIC) mengalami kerugian hingga US$2,78 miliar atau setara Rp44,29 triliun pada kuartal ketiga fiskal, sementara margin kotor turun 3 poin persentase dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Perusahaan menyatakan ketidakpastian yang berdampak pada jaringan selulernya dapat berlanjut hingga tahun depan, terutama karena permintaan di Amerika Utara anjlok dibandingkan tahun lalu.
Saham Nokia telah jatuh lebih dari 10% sejak awal minggu. Nilainya telah merosot hampir sepertiga pada tahun ini, sementara rivalnya, Ericsson, turun seperempatnya.
Dalam upaya memangkas biaya dan menjadi perusahaan yang lebih ramping, Nokia mengatakan akan memangkas hingga 14.000 pekerja, turun dari jumlah karyawan saat ini sebanyak 86.000 orang.
Hal ini merupakan bagian dari rencana pemotongan biaya yang lebih luas yang dimaksudkan untuk menghemat hingga €1,2 miliar Rp20,23 triliun pada tahun 2026.
Nokia juga dapat memperoleh manfaat dari peluncuran 5G di India, yang penjualan bersihnya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Lundmark mengatakan peluncuran 5G global yang sedang berlangsung , yang “masih baru sekitar 25% selesai, tidak termasuk Tiongkok,” tetap menjadi pendorong bisnis yang mendasar dan dapat meningkatkan pendapatan pada kuartal-kuartal mendatang.(*)