IHSG Berpotensi Tembus 7.200, Berikut 3 Saham Rekomedasi IPOT untuk Trading

2023-12-18T13:59:13.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Ilustrasi pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia
Ilustrasi pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.190 pada perdagangan minggu lalu pada Jumat, 15 Desember 2023 atau menguat 0,4 persen di sepanjang minggu lalu.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani menjelaskan secara teknikal saat ini IHSG berada di area resist dan berpotensi untuk menembus level resist tersebut didukung oleh inflow asing yang besar dalam 2 hari perdagangan terakhir (total inflow dari investor asing pada 2 hari perdagangan terakhir mencapai Rp3,7 triliun)

"7.100 adalah area yang selama ini sulit ditembus sepanjang 2023," tegasnya di Jakarta pada Senin, 18 Desember 2023.

Penguatan IHSG pada minggu lalu tertopang top gainers IDX Sector Energy dan IDX Sector Financials. Terkait sektor energi, jelasnya, mayoritas komoditas menguat sepanjang minggu lalu, seperti batu bara dan minyak mentah. Hal ini membuat harga saham emiten energi pun naik dan membuat sektor energi menjadi penopang untuk IHSG di minggu lalu.

Sementara itu terkait sektor perbankan, saham big banks naik seiring dengan aksi beli investor asing. Penguatan paling signifikan terjadi pada BBCA yang naik sebesar 5% di sepanjang minggu lalu.

Namun demikian, IHSG belum bergerak maksimal karena tersandera 2 sektor yang menjadi top losers yakni IDX Sector Transportation & Logistic dan IDX Sector Technology.

Menurut Dimas, sektor transportasi mengalami penurunan sebesar 4,5% sepanjang minggu lalu. Leader dalam sektor ini adalah emiten GIAA yang terkena dampak trend naiknya harga avtur, membuat beban pada emiten penerbangan ini meningkat. Harga saham GIAA melemah 2,4% sepanjang minggu lalu.

 Sementara itu terkait sektor teknologi, terangnya, ternyata mengalami pelemahan 1,9% sepanjang minggu lalu seiring dengan masih tingginya suku bunga saat ini. Sektor teknologi adalah sektor yang sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

Sentimen Minggu Lalu

Penguatan IHSG pada minggu lalu periode 11-15 Desember 2023, dijelaskan Dimas, terdampak sentimen suku bunga AS, neraca dagang Indonesia dan inflasi AS.

Terkait suku bunga AS, pada Kamis lalu waktu AS, The Fed mengumumkan untuk menahan suku bunga di level yang sama (5-5,25%). Namun hal positifnya adalah Jerome Powell selaku Gubernur The Fed telah menyampaikan bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan pada 2024. Sehingga ini menjadi sentimen positif untuk indeks saham.

Terkait neraca dagang Indonesia, pada Jumat lalu dirilis data ekonomi dari dalam negeri, dimana neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus untuk yang ke-43 kali berturut-turut. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pencapaian surplus perdagangan di Bulan November ini mengalami penurunan tipis yakni US22 miliar (Vs US22,15 miliar di Oktober).

"Komoditas non-migas masih menjadi penopang utama terhadap neraca perdagangan Indonesia. Hal ini menjadi katalis positif untuk sektor batu bara yang masuk ke dalam kategori komoditas non-migas," jelasnya.

Sementara itu terkait inflasi AS, ternyata AS mencatatkan penurunan tingkat inflasi tahunan pada November yang berada di level 3,1 persen (Vs 3,2 persen pada bulan sebelumnya). Hal ini sesuai dengan konsensusnya dan menjadi alasan utama The Fed dalam mengambil keputusan untuk menahan tingkat suku bunga di level saat ini.

3 Sentimen Minggu Ini

Berbicara tentang potensi market pada minggu ini (18-22 Desember 2023), Dimas mengimbau para trader untuk memperhatikan 3 sentimen yang bakal menjadi katalis IHSG. Tiga sentimen tersebut adalah RDG Bank Indonesia, Indeks Harga Belanja Personal Inti (Core PCE) AS dan aksi beli investor asing ke IHSG.

Pada pekan ini Bank Indonesia akan melakukan RDG terkait keputusan tingkat suku bunga. Diperkirakan BI masih akan menahan tingkat suku bunga di level saat ini (6%) menyusul keputusan serupa yang dilakukan oleh The Fed di pekan lalu.

Terkait Indeks Harga Belanja Personal Inti (Core PCE) AS yang akan dirilis pada minggu ini, berdasarkan konsensusnya Core PCE inti AS untuk November akan berada di level 0,2%. Ini merupakan level yang sama seperti di bulan lalu, dan menjadi katalis positif untuk market.

Sementara itu, terkait sentimen aksi beli investor asing ke IHSG, dijelaskannya bahwa pada 2 hari perdagangan terakhir asing melakukan aksi pembelian ke IHSG mencapai Rp3,7 triliun yang merupakan level pembelian terbesar di sepanjang 2023 untuk 2 hari perdagangan.

"Apabila aksi pembelian asing berlanjut di minggu ini maka IHSG berpotensi untuk menembus level resistance 7.200 dan berpeluang untuk mencetak titik tertinggi baru. Sekaligus memanfaatkan momentum window dressingyang biasa terjadi di akhir tahun," tandasnya.

Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen di atas, Indo Premier yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT, merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga 22 Desember 2023 yakni Buy BBCA (Support: 9.100, Resistance: 9.500), Buy on Breakout PGEO (Support: 1.280, Resistance: 1.500) dan Buy MARK (Support: 600, Resistance: 750).(*)