Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
CHINA - Pekan lalu, Huawei, perusahaan teknologi asal China, memperkenalkan smartphone terbarunya, Mate 60 Pro.
Keunggulan utama dari perangkat ini adalah penggunaan chip canggih yang diproduksi oleh pembuat chip, SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation). Namun, tindakan ini telah menjadi sumber ketegangan baru antara Huawei, China, dan Amerika Serikat.
Pemerintah AS tampaknya tengah berusaha keras untuk mendapatkan lebih banyak informasi mengenai chip yang digunakan oleh Huawei dalam smartphone terbarunya tersebut.
Sebelumnya, sanksi yang dikenakan oleh AS telah memutus akses Huawei terhadap berbagai alat pembuat chip yang sangat penting untuk memproduksi model-model ponsel canggih mereka. Sanksi Ini telah berdampak signifikan pada bisnis Huawei, bahkan memungkinkan Apple dan pesaing-pesaingnya untuk mengambil sebagian pangsa pasar.
Dilansir dari Reuters, Jumat, 8 September 2023, Anggota parlemen Amerika Serikat telah menyuarakan keprihatinan mereka mengenai risiko keamanan nasional yang diduga timbul dari produk-produk China seperti smartphone Huawei. Kekhawatiran ini didasarkan pada kecurigaan mengenai potensi pemantauan atau manipulasi oleh pemerintah China, yang telah menjadi sorotan dalam hubungan perdagangan dan teknologi antara kedua negara.
Penggunaan chip buatan SMIC dalam smartphone Huawei Mate 60 Pro adalah langkah yang menarik dan menandai terobosan baru bagi Huawei dan SMIC dalam mengakali sanksi ekonomi AS, keduanya terkena sanksi keras dari Amerika Serikat.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan pada Kamis malam bahwa mereka sedang berusaha untuk memperoleh lebih banyak informasi "tentang karakter dan komposisi" chip tersebut yang mungkin melanggar pembatasan perdagangan yang ada.
Huawei terus berjuang untuk mengatasi dampak dari sanksi AS yang telah berlangsung beberapa tahun, langkah-langkah terbaru ini mengindikasikan bahwa persaingan di pasar teknologi internasional tetap intens dan penuh ketidakpastian. Perusahaan China seperti Huawei dan SMIC terus mencari inovasi dan solusi untuk mengatasi hambatan yang ada, sementara AS terus berusaha untuk menjaga keamanan dan kedaulatan teknologinya.
Situasi ini akan terus berkembang dan memerlukan perhatian lebih lanjut dari pemerintah, perusahaan, dan pengamat pasar di seluruh dunia. Dalam dunia yang semakin terkoneksi, kerja sama internasional dan pengaturan yang lebih jelas akan menjadi penting untuk mengatasi ketegangan dalam industri teknologi yang semakin kompleks.(*)