Pembayaran Digital
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Mengintip gurihnya bisnis restoran hantu. Di Indonesia, mulai marak konsep restoran 'hantu'. Terutama, di masa-masa pandemi Covid-19 yang membuat restoran menjadi lebih terbatas dari segi layanan dine-in.
Sistem restoran hantu ini disebut juga dengan cloud kitchen. Konsepnya berbeda dengan restoran secara umum. Pasalnya, cloud kitchen tidak memiliki ruang untuk makan di tempat.
Secara sederhana, konsep restoran hantu ini hanya mengandalkan operasi untuk layanan pengiriman makanan. Adapun, industri tersebut digadang-gadang bakal bernilai USD16 miliar atau Rp229,7 triliun (kurs Rp14.357/ USD) pada 2025.
Padahal, nilainya baru tembus USD5 miliar (Rp71,7 triliun) pada tahun lalu. Dengan angka tersebut, dapat digambarkan seberapa gurihnya bisnis restoran hantu ini di masa mendatang.
Saat ini, terdapat beberapa pemain restoran hantu di Indonesia. Mengutip akun Instagram @bisnis.muda.id berikut ulasannya:
Sebagai salah satu pemegang saham Rebel Foods yang merupakan operator cloud kitchen dengan jaringan terbanyak di India, Gojek membentuk ekspansi dengan nama PT Rebel GoFood Indonesia untuk mengoperasikan Dapur Bersama GoFood.
Kini, ada 27 outlet Dapur Bersama yang beroperasi di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, hingga Medan.
Tak cuma GoFood, Grab juga punya layanan cloud kitchen yang diluncurkan pada September 2018. Meski pertama kali hadir dengan nama Kitchen by GrabFood, kini layanan tersebut berganti nama menjadi GrabKitchen.
Selain itu, GrabKitchen ini juga bermitra dengan pemain cloud kitchen lainnya, contohnya YummyKitchen. Saat ini pun, GrabKitchen mempunyai lebih dari 45 outlet di Indonesia. Mereka tersebar di daerah Jakarta, Bandung, Bali, Medan, Surabaya, Makassar, sampai Malang.
Kerap mendengar brand satu ini? Hangry mulai marak dikenal di Indonesia. Berbeda dengan Grab atau Gojek, Hangry mengoperasikan cloud kitchen untuk food & beverage (F&B) yang dibentuk sendiri, contohnya seperti Moon Chicken, San Gyu, Ayam Koplo, dan Dari pada.
Tak hanya itu, Hangry yang memiliki 47 cabang ini juga mengembangkan aplikasi delivery-nya sendiri dan tak cuma mengandalkan platform populer.
Memanfaatkan aset fasilitas dapur rumah yang kurang dimanfaatkan, DishServe memposisikan diri sebagai enabler restoran "hantu".
Dapur-dapur yang dipakai oleh DishServe akan masuk ke dalam jaringan cloud kitchen. Dengan strategi tersebut, brand ini tak lagi perlu mengeluarkan biaya besar untuk mengekspansi outlet-nya.
Meski begitu pun, pemilik dapur-dapur rumah dapat tetap meraup penghasilan tambahan.
Seperti telah disinggung sebelumnya, YummyKitchen adalah salah satu pemain restoran hantu dari Yummy Corp. Bisnis ini didirikan pada 2019 silam dan disokong oleh SoftBank Ventures Asia.
Hingga kini, 70 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Medan, dan Bandung, telah dimiliki YummyKitchen. Selain itu, brand ini juga bekerja sama dengan lebih dari 50 brand F&B, contohnya Dailybox, Gaaram, hingga Sei Sapi Lamalera.(*)