Persiapan ASDP IPO di Kuartal III-2022

Yunike Purnama - Sabtu, 18 Desember 2021 16:29
Persiapan ASDP IPO di Kuartal III-2022ASDP persiapkan strategi jelang IPO. (sumber: Shutterstock)

JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berencana melakukan Initial Public Offering (IPO). Perseroan akan melakukan pencatatan saham perdana pada kuartal III-2022 dan mulai menyiapkan langkah strategis.

Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menjelaskan penunjukan konsultan global sebagai mitra perusahaan agar proses IPO memenuhi standar global.

"Kita sudah menggaet sekian konsultan level dunia, pemain dunia yang biasa membantu perusahaan IPO yang kami lakukan, supaya apa? Supaya prosesnya sesuai dengan standar dunia. Jadi world class consulting," ujar Ira dikutip Sabtu (18/12/2021).

Ada sejumlah persiapan yang tengah dijalankan manajemen ASDP yakni persiapan internal perusahaan dan market readiness untuk melihat seberapa besar peluang pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kemudian, yang sekarang sudah di kementerian BUMN di mana secara umum, nanti kementerian prosedurnya akan mengeluarkan daftar dan merekomendasikan itu kepada otoritas yang berwenang agar kita diperbolehkan IPO. Itu proses sekarang di kementerian BUMN sebagai pemegang saham," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Keuangan ASDP Indonesia Djunia Satriawan menyebut aksi korporasi tersebut bagian dari strategi perseroan untuk mengembangkan bisnis utamanya yakni di sektor layanan penyeberangan.

Meski pandemi Covid-19 belum dipastikan akan berakhir, manajemen memastikan langkah go publik perusahaan tetap dilakukan. Meski demikian, manajemen tetap mempertimbangkan kesiapan market dan kemampuan perusahaan.

Dalam skemanya, ASDP akan melepas sekitar 20-25% saham saat melantai ke pasar modal. Angka itu berupa perhitungan sementara manajemen. "Ini masih indikatif, masih melakukan proses valuasi, mengejar pendapatan target tahun ini sebesar Rp3,4 triliun hingga Rp3,5 triliun tahun ini," tutur dia.

Untuk jangka panjang atau periode 2024 mendatang, perusahaan pelat merah itu juga berencana meningkatkan revenue sebesar Rp5 triliun. Jumlah itu naik dari revenue 2019 yang tercatat hanya di angka Rp3,2 triliun. (*) 

Editor: Yunike Purnama
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS