Gubernur Lampung Buka Pekan Pendidikan Wartawan, Soroti Integritas di Era AI

2025-11-18T07:20:42.000Z

Penulis:Eva Pardiana

1002294378.jpg
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, membuka Pekan Pendidikan Wartawan Lampung di Aula Lantai 3 Balai Wartawan H. Solfian Akhmad, Kantor PWI Lampung, Senin (17/11/2025).

BANDAR LAMPUNG — Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, resmi membuka Pekan Pendidikan Wartawan Lampung di Aula Lantai 3 Balai Wartawan H. Solfian Akhmad, Kantor PWI Lampung, Senin (17/11/2025). Acara diawali dengan diskusi bertema “Uji Integritas Wartawan di Tengah Arus Kecerdasan Buatan (AI)”.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Ketua PWI Pusat Akhmad Munir, Ketua DPRD Lampung H. Ahmad Giri Akbar, pimpinan organisasi pers, perwakilan PWI kabupaten/kota, pimpinan media, dan wartawan dari berbagai daerah.

Dalam sambutannya, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menegaskan bahwa kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, telah mengubah cara kerja media. Namun demikian, integritas tetap menjadi prinsip yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apa pun.

Ia juga menyinggung kondisi ekonomi Lampung. Menurutnya, Lampung kini menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Sumatra dan mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rp483 triliun pada 2024. Dari total tersebut, hanya sekitar Rp32 triliun atau enam persen bersumber dari APBN dan APBD. “Hampir setengahnya untuk gaji. Jadi kontribusi uang negara sebenarnya hanya sekitar tiga persen dari kapasitas ekonomi total,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa sektor pertanian masih menjadi tulang punggung dengan kontribusi 26 persen, atau setara lebih dari Rp150 triliun, dari komoditas seperti padi, jagung, tebu, sawit, karet, hingga singkong.

Gubernur menilai Lampung memiliki peluang besar untuk meningkatkan nilai ekonomi melalui hilirisasi, khususnya komoditas kopi dan jagung. Ia mencontohkan, kopi yang selama ini diekspor dalam bentuk green bean dapat diolah lebih lanjut di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah. “Jika seluruh kopi Lampung diolah, nilainya bisa naik dari Rp12 triliun menjadi Rp120 triliun,” ucapnya. “Satu hektar yang sekarang hanya sekitar Rp80 juta, bisa menjadi Rp1,2 miliar jika diolah sampai siap saji,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada peningkatan peluang bagi industri media karena erat kaitannya dengan aktivitas perdagangan dan konsumsi masyarakat.

Gubernur juga menyoroti peran media dalam menarik investasi. Investor, menurutnya, menilai kondisi ekonomi dan sosial suatu daerah berdasarkan pemberitaan media yang juga direkam mesin pencarian dan teknologi AI. “Ketika investor mencari informasi tentang Lampung, referensi pertama mereka adalah media. Karena itu, integritas dan kualitas pemberitaan menjadi sangat menentukan,” katanya.

Ia turut mengungkapkan hasil survei yang menunjukkan meningkatnya minat masyarakat Lampung membaca media online lokal dibanding media nasional. “Ini menjadi bukti bahwa media lokal semakin dipercaya publik,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Lampung, lanjutnya, tetap mempertahankan dukungan anggaran bagi media meski kebijakan efisiensi dilakukan di banyak sektor. “Dua sektor yang tidak kami efisiensikan adalah infrastruktur jalan dan anggaran media,” ujarnya yang disambut tepuk tangan.

Gubernur Mirza juga menyatakan dukungannya terhadap usulan PWI Lampung dan PWI Pusat agar Lampung menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) dan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2027. Ia bahkan menyebut siap menyiapkan kawasan Kota Baru sebagai pusat pelatihan wartawan nasional.

Ketua PWI Pusat Akhmad Munir dalam sambutannya menegaskan bahwa Pekan Pendidikan Wartawan merupakan bagian dari upaya menjaga marwah, martabat, dan profesionalitas wartawan di tengah disrupsi teknologi.

Ia menekankan bahwa PWI sejak awal memiliki semangat perjuangan. “PWI lahir bukan hanya untuk menyatukan wartawan, tetapi juga bagian dari perjuangan bangsa,” ujarnya.

Munir menyoroti fenomena post-truth, misinformasi, dan hoaks yang kian marak dan mengancam kualitas ruang publik. Wartawan, tegasnya, harus menjadi garda terdepan dalam melawan informasi sesat. Ia juga mengingatkan agar wartawan tidak terjebak dalam praktik copy-paste maupun penggunaan AI tanpa verifikasi. “Wartawan sejati mensucikan fakta melalui observasi langsung,” katanya, mengutip pesan almarhum Jakob Oetama.

Munir juga menyampaikan perjuangan PWI bersama asosiasi media dalam mendorong insentif pajak untuk perusahaan pers dan memperjuangkan Protokol Jakarta agar produk jurnalistik diakui sebagai karya berhak cipta. Ia juga menyatakan dukungan penuh terhadap rencana Lampung menjadi tuan rumah HPN dan Porwanas 2027.

Sementara itu, Ketua PWI Lampung Wira Hadikusuma menegaskan bahwa Pekan Pendidikan Wartawan menjadi sarana untuk memperkuat kapasitas dan integritas wartawan lokal di tengah tekanan industri media. Ia menyebut perkembangan platform digital menyebabkan pendapatan iklan media menyusut, sehingga peningkatan kualitas SDM menjadi faktor penting untuk bertahan.

Kegiatan pekan pendidikan tahun ini dirancang tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, tetapi juga penguatan nilai dan etika profesi agar wartawan tidak kehilangan jati diri di tengah penetrasi AI. Rangkaian kegiatan dimulai dengan diskusi “Uji Integritas Wartawan di Tengah Arus Kecerdasan Buatan (AI)”, dilanjutkan Diklat Ke-PWI-an untuk calon anggota baru, Uji Kompetensi Wartawan, serta diskusi bersama empat organisasi perusahaan pers—SPS, AMSI, JMSI, dan SMSI—dengan tema “Pajak Menekan Media Sulit Bertahan”.

Pekan Pendidikan Wartawan Lampung menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kualitas jurnalisme lokal. Di tengah maraknya disinformasi, wartawan memegang peran penting menjaga ruang publik tetap sehat dan informatif. (*)