Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa Deklarasi Komitmen Cegah Kekerasan Seksual di Kampus

2021-12-22T20:55:48.000Z

Penulis:Eva Pardiana

IMG-20211222-WA0018.jpg
Para peserta pada acara pembukaan Sarasehan Nasional FRPKB yang digelar di Student Center FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Lampung, Rabu (22/12/2021).

BANDARLAMPUNG – Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) menyatakan komitmen untuk menciptakan masyarakat yang menjunjung tinggi keberagaman, toleransi, religius, serta memberantas praktek kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi.

Komitmen tersebut dideklarasikan oleh 50 pimpinan perguruan tinggi anggota FRPKB secara luring dan daring pada acara pembukaan Sarasehan Nasional FRPKB yang digelar di Student Center FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Lampung, Rabu (22/12/2021).

Ketua FRPKB yang juga Rektor Universitas Lampung Karomani mengatakan tidak sekadar deklarasi, seluruh pimpinan perguruan tinggi yang tergabung dalam forum ini telah melakukan langkah konkret untuk mencegah praktik pelecehan seksual di lingkungan kampus yang belakangan banyak terungkap.

Karomani melanjutkan selama dua tahun berdiri, FRPKB sudah banyak melakukan kegiatan dalam rangka penguatan karakter bangsa dan telah bersinergi dengan banyak pihak, baik kementerian, lembaga negara yang terkait.

"Besok kita akan melakukan MoU dan perjanjian kerja sama dengan Mahkamah Agung dan Kementerian Pertahanan," ujarnya.

Karomani berharap dengan semakin banyaknya sinergi dengan berbagai pihak tersebut, ke depan akan ada program-program yang lebih inovatif dan konkret dalam hal penguatan karakter bangsa.

"Hal ini sangat penting sebagai wujud kesadaran, tekad dan komitmen kita bersama, untuk mewujudkan Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika," katanya.

Karomani memaparkan FRPKB adalah salah satu forum rektor, dari tiga forum yang ada. Pertama, Forum Rektor Indonesia (FRI) yaitu forum rektor yang bersifat umum, sebagai wadah diskusi semua isu mulai ideologi, politik, sosial, budaya pendidikan tinggi, dan ekonomi.

Kedua, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri yaitu forum yang khusus membahas dgn isu-isu pendidikan tinggi dan penerimaan mahasiswa. Sementara FRPKB, adalah forum rektor baik perguruan tinggi negeri maupun swasta yang fokus pada penguatan karakter di perguruan tinggi.

"Ketiga perkumpulan rektor tersebut pada prinsipnya saling mendukung dan bekerja sama. Karena antara satu sama lain juga bagian dari anggota atau pengurus forum tersebut. Yang membedakan ketiga forum rektor tersebut adalah fokus kegiatan dan pengembangan program," tandas Karomani.

Presiden Batal Hadir

Pada kesempatan itu, Karomani juga menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo yang seyogyanya diagendakan membuka langsung simposium ini, batal hadir karena harus kembali segera ke Jakarta.

"Kita sudah persiapkan kedatangan Bapak Presiden, tapi kemudian dua jam yang lalu mendapat informasi berhalangan hadir ke Unila. Jadi kita doakan, mudah-mudahan beliau dalam keadaan sehat walafiat dalam mengemban tugas Negara," ungkap Karomani.

Meski begitu, Karomani mengatakan FRPKB dapat tetap berdiskusi dengan presiden pada kesempatan lain. "Hasil komunukasi terbaru, insyaallah kita akan melakukan audiensi kepada Beliau di awal tahun 2022 nanti," ungkapnya. (*)