Erdogan Dukung Penuh Ukraina Jadi Anggota NATO

2023-07-10T06:32:30.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan Turkiye mendukung sepenuhnya rencana Ukraina untuk menjadi anggota NATO
Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan Turkiye mendukung sepenuhnya rencana Ukraina untuk menjadi anggota NATO

TURKI - Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan Turkiye mendukung sepenuhnya rencana Ukraina untuk menjadi anggota NATO. Sikap yang bisa mengusik kemarahan Vladimir Putin.

Erdogan menyampaikan dukungannya saat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymir Zelenskyy Sabtu 8 Juli 2023. Tetapi dia juga mendesak Ukraina dan Rusia untuk kembali ke upaya perdamaian guna mengakhiri konflik yang kini telah berkecamuk selama 500 hari.

“Tidak ada keraguan bahwa Ukraina layak menjadi anggota NATO,” kata Erdogan saat jumpa pers. Di bagian lain dia menekankan perdamaian yang adil tidak akan memunculkan pecundang.

Zelenskyy berterima kasih kepada Erdogan atas dukungannya yang datang menjelang KTT NATO yang akan digelar di Vilnius Lituania. Zelenskyy juga berterima kasih atas dukungan Turki terhadap integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.

Pemimpin Ukraina ini telah melobi secara intensif agar negaranya diundang untuk bergabung dengan aliansi militer Barat. Alasannya, Ukraina telah menjadi garis pertahanan terakhir Eropa melawan agresi Rusia.

Minggu ini, Zelenskyy mengunjungi Republik Ceko, Slovakia, dan Bulgaria untuk menggalang dukungan bagi tawaran keanggotaan NATO Ukraina menjelang KTT pada 11-12 Juli 2023.

Di Praha, dia memenangkan janji dukungan untuk Ukraina bergabung dengan NATO segera setelah perang usai. Sementara di Sofia dia mendapatkan dukungan untuk keanggotaan segera setelah kondisi memungkinkan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menegaskan kembali pandangannya bahwa Ukraina akan menjadi anggota. Namun, garis waktu keanggotaan Ukraina masih belum jelas.

Pada Jumat 9 Juli 2023, Amerika Serikat meredam harapan Ukraina untuk segera bergabung dengan aliansi tersebut. Washington mengatakan bahwa pertemuan puncak mendatang tidak akan menghasilkan undangan keanggotaan NATO.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Jake Sullivan mengatakan KTT Vilnius akan menjadi momen penting dalam jalur menuju keanggotaan. “Tetapi Ukraina memiliki langkah lebih lanjut yang perlu diambil sebelum menjadi anggota NATO.”

Negara-negara NATO memperdebatkan kapan dan bagaimana Ukraina dapat menjadi anggota dan dalam keadaan apa. Negara-negara anggota seperti Jerman bersikeras bahwa syarat-syarat tertentu harus dipenuhi. Termasuk militer berada di bawah kendali sipil dan demokratis.

Masih belum jelas apa sebenarnya yang akan ditawarkan Ukraina pada pertemuan puncak di ibu kota Lituania itu. Dan Zelenskyy telah mengakui bahwa Kyiv tidak mungkin dapat bergabung dengan NATO saat masih berperang dengan Rusia.

Rusia Mengawasi

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengancam tindakan yang tidak ditentukan jika Ukraina bergabung dengan NATO. Apa yang terjadi di Turki hampir pasti diawasi ketat oleh Kremlin. Selama ini Rusia telah mencoba untuk memecahkan isolasi internasionalnya dengan membina hubungan yang kuat dengan pemimpin Turkiye Erdogan.

Erdogan telah mencoba untuk menggambarkan dirinya sebagai mediator netral antara Kyiv dan Moskow. Ankara secara substansial meningkatkan perdagangan masa perang dengan Rusia, tetapi juga memasok senjata dan drone ke Ukraina. Bahkan drone Bayraktar TB2 buatan Turki menjadi kunci penting menggagalkan rencana Kremlin merebut Kyiv pada minggu-minggu pertama perang.

Dikutip dari Al Jazeera, pemimpin Turkiye memang menegaskan kembali seruan lamanya bagi kedua belah pihak untuk memasuki negosiasi perdamaian. Tetapi bagaimanapun Erdogan mengambil risiko memancing kemarahan Putin dengan memberikan dukungan tegas untuk aspirasi NATO Ukraina.

Erdogan mengatakan Putin akan mengunjungi Turki bulan depan. Dan bahwa dia bersama Putin akan membahas kemungkinan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina yang telah diatur Erdogan di masa lalu.

Erdogan juga mengatakan bahwa dia akan mendorong Putin untuk memperpanjang kesepakatan yang telah ditengahi Turki dan PBB tahun lalu.(*)