Ekspor China Anjlok saat Persaingan dengan AS dan Naiknya Suku Bunga

2023-07-16T05:59:18.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu lalu ditutup menguat sebesar 2,3%, market pada minggu ini diprediksi akan menguat kembali karena sejumlah sentimen penggerak.
Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu lalu ditutup menguat sebesar 2,3%, market pada minggu ini diprediksi akan menguat kembali karena sejumlah sentimen penggerak.

BEIJING- Ekspor China mengalami penurunan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir akibat kenaikan suku bunga di berbagai negara. Kenaikan ini mengakibatkan permintaan impor terhadap barang-barang China menurun. 

Lv Daliang, juru bicara Administrasi Umum Kepabeanan China, mengungkapkan bahwa perdagangan China dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pemulihan ekonomi global yang lemah, perlambatan perdagangan dan investasi global, serta peningkatan unilateralisme, proteksionisme, dan geopolitik, dilansir Al Jazeera, Jumat, 14 Juli 2023.

Data yang dirilis oleh bea cukai menunjukkan bahwa ekspor China turun sebesar 12,4 persen pada bulan Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

China merupakan negara penghasil ekspor terbesar di dunia, dan penurunan tersebut menjadi indikator melemahnya perekonomian global. Selain itu, impor China juga mengalami penurunan sebesar 6,8 persen pada bulan Juni, angka yang lebih tinggi dari perkiraan.

Inflasi tinggi terjadi di banyak negara, Bank sentral di Amerika Utara, Eropa, dan Asia telah meningkatkan suku bunga sebagai upaya untuk mengendalikan tingkat inflasi.

Industri China juga menghadapi tekanan akibat meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat, yang memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap sektor teknologi China atas alasan risiko nasional.

Pemerintah China telah menetapkan target pertumbuhan sekitar 5 persen untuk tahun ini, mengingat kondisi ekonomi yang sulit baik di dalam maupun di luar negeri. Perekonomian China tumbuh secara resmi sebesar 3 persen pada tahun 2022, menjadi salah satu pertumbuhan terlemah dalam beberapa dekade kebelakang.

Lambatnya pertumbuhan ekonomi China juga dipengaruhi oleh kebijakan Nol Covid yang menyebabkan pembatasan sosial berskala besar.Pembatasan berskala besar menyebabkan runtuhnya perekonomian di beberapa wilayah China. (*)