BRI
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - PT Dana Aguna Nusantara (Danamart) sukses menjadi penyedia jasa securities crowdfunding pertama berlisensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang fokus terhadap prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG).
Kantongi izin dari OJK sejak Februari lalu, Danamart telah menghimpun kurang lebih 1.000 pemodal dapat berurun dana untuk mendukung produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Danamart Patrick Gunadi mengatakan, pihaknya ingin mendukung UMKM yang mengimplementasikan konsep ESG dalam bisnisnya.
Konsep ESG ini sendiri menjadi salah satu tolak ukur utama Danamart dalam menyeleksi pelaku usaha yang berperan selaku penerbit dalam rangka mendukung ekosistem yang berkelanjutan.
Dengan demikian, selain memberikan keuntungan secara finansial kepada penerbit dan pemodal, Danamart pun diproyeksikan untuk memberikan keuntungan secara sosial dan lingkungan.
"Seperti yang kita tahu, aktivitas manusia berdampak kepada lingkungan, dan dampak itu pada akhirnya kembali lagi ke kita. Maka dari itu, kita ingin memberikan keuntungan tidak hanya secara finansial, tetapi juga secara sosial," ujar Patrick dalam diskusi bersama media di Citywalk, Jakarta, Kamis, 27 Juli 2023.
Melalui platform securities crowdfunding yang bisa dikatakan sebagai "mini bursa", Danamart membantu UMKM lokal yang menjadi tulang punggung perekonomian untuk layaknya melaksanakan initial public offering (IPO) kecil-kecilan.
Dengan demikian, walaupun tidak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan terbuka, pelaku usaha kecil menengah tetap dapat menggenjot bisnisnya melalui pendanaan yang diperoleh dari Danamart.
Patrick pun menyebutkan bahwa OJK sendiri mengarahkan Danamart untuk bisa membantu membuka peluang IPO bagi pelaku-pelaku usaha kecil menengah, dan maka dari itulah business knowledge merupakan salah satu value yang ditawarkan oleh Danamart.
Tidak hanya membantu penyaluran pendanaan, pengetahuan bisnis pun dikatakan Patrick sebagai salah satu layanan yang diberikan kepada pelaku UMKM.
Pasalnya, Patrick sendiri menilai bahwa permasalahan umum yang biasa dijumpai oleh UMKM adalah pendanaan dan business knowledge.
Oleh karena itulah Danamart juga turut membantu pertumbuhan bisnis UMKM tidak hanya secara finansial, tetapi juga secara edukatif.
Untuk diketahui, berbeda dengan fintech peer-to-peer (P2P) lending, securities crowdfunding seperti Danamart bernaung di bawah Departemen Pengawasan Pengelolaan Investasi dan Pasar Modal.
Sementara itu, fintech P2P lending dinaungi oleh Departemen Pengaturan dan Pengembangan Industri Keuangan Non-bank (IKNB).
Selain itu, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pun berperan sebagai penyokong keamanan informasi dengan penyimpanan efek, dan ada juga peran dari bank kustodian sebagai lembaga penyimpan dana.
Dengan demikian, walaupun securities crowdfunding ini penetrasinya belum sebesar fintech P2P lending di Indonesia, namun Danamart tetap meyakini bahwa peluang bagi bisnis securities crowdfunding di dalam negeri masih terbuka lebar.
"Ditambah lagi, pemainnya sendiri masih sedikit, yakni hanya sekitar 15 perusahaan," kata Patrick.
Patrick pun menegaskan bahwa Danamart berkomitmen untuk secara konsisten memberikan dukungan terhadap pelaku usaha yang mengaplikasikan prinsip ESG dalam bisnisnya. Melalui platform Danamart yang bisa diakses melalui situs resmi, UMKM bisa memperoleh bantuan dana hingga Rp10 miliar.(*)