Jiwasraya
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG), Hexana Tri Sasongko melihat mayoritas keuangan masyarakat Indonesia belum siap menghadapi masa pensiun. Kesiapan pensiun dapat dihitung melalui berapa uang atau aset yang orang itu miliki saat ini, dan kebutuhan mereka.
"Kebanyakan orang Indonesia itu tidak siap untuk pensiun, di negara maju ketika usia pensiun dinaikkan, demo mereka. Kenapa? Karena yang satu siap pensiun, yang satu tidak siap pensiun,” ujarnya.
Hexana menilai, ketidaksiapan masyarakat juga lantaran kurangnya literasi terkait dana pensiun. Ia mengungkapkan, saat ini dana pensiun tidak hanya dapat diperoleh dari program pensiun yang disediakan oleh pemberi kerja (perusahaan) saja.
Namun saat ini masyarakat juga dapat menyiapkan diri secara pribadi dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dana pensiun ini bisa memberikan manfaat yang pasti setelah usia tak lagi produktif," tuturnya.
Ia menyinggung bahwa bonus demografi Indonesia hanya tersisa 13 tahun lagi. Adapun bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana terjadi peningkatan penduduk di sebuah negara pada usia produktif, yakni di antara 16 tahun hingga 65 tahun.
"Setelah bonus demografi habis, maka nanti populasi masyarakat Indonesia lebih banyak yang berada di usia tua. Mereka inilah yang akan ditanggung oleh kelompok usia produktif. Banyak kejadian, di mana suatu negara dihadapi oleh populasi penduduknya tua-tua. Sudah tidak produktif lagi, ditanggung oleh yang produktif. Jadi sangat berat kalau tidak menyiapkan sedari dini," jelasnya.
Menurutnya, apabila di negara maju warga yang sudah berusia 21 tahun dan bekerja, mereka menggunakan penghasilannya. Salah satunya untuk membeli DPLK, maka menambahkan potensi dana pensiun lebih besar.
Apabila dana pensiun besar, lanjut Hexana, maka pengelolaan asetnya harus dilakukan dengan baik, sehingga akan menjadi sumber pembiayaan pembangunan.
"Makanya, tadi saya sampaikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih kecil. Padahal penduduk kita banyak, dan potensinya ini besar sekali,” pungkasnya. (*)