BPS Catat Lampung Deflasi 0,66% pada Februari 2025

2025-03-06T10:31:58.000Z

Penulis:Eva Pardiana

BPS Catat Lampung Deflasi 0,66% pada Februari 2025.jpeg
BPS Catat Lampung Deflasi 0,66% pada Februari 2025

BANDAR LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat adanya deflasi pada Februari 2025, yang tercermin dari penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) di beberapa wilayah.

Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Lampung pada Senin (3/3/2025), tingkat deflasi month-to-month (Februari 2025 terhadap Januari 2025) tercatat sebesar 0,66 persen. Sementara itu, tingkat deflasi year-on-year (Februari 2025 terhadap Februari 2024) mencapai 0,02 persen, dan tingkat deflasi year-to-date (Februari 2025 terhadap Desember 2024) sebesar 1,36 persen.

Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung, Muhammad Ilham Salam, mengungkapkan bahwa kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi month-to-month pada Februari 2025 adalah Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, dengan andil sebesar 0,54 persen.

"Lima komoditas utama penyumbang deflasi month-to-month pada Februari 2025 adalah tarif listrik sebesar 0,57 persen, cabai merah 0,12 persen, tomat 0,04 persen, bawang merah 0,04 persen, dan susu cair kemasan 0,03 persen," jelas Ilham.

Lebih lanjut, Ilham menyebutkan bahwa kelompok pengeluaran yang turut berkontribusi besar terhadap deflasi year-on-year juga berasal dari Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, yang mengalami deflasi sebesar 15,72 persen.

"Tingkat deflasi year-on-year pada Februari 2025 mencapai 0,02 persen. Kelompok pengeluaran yang memiliki andil terbesar dalam deflasi ini adalah Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, dengan andil deflasi sebesar 1,99 persen," terangnya.

Adapun lima komoditas utama penyumbang deflasi year-on-year pada Februari 2025 meliputi tarif listrik dengan andil sebesar 2,13 persen, beras 0,50 persen, cabai merah 0,28 persen, tomat 0,18 persen, dan jeruk 0,08 persen.

Selain itu, BPS Provinsi Lampung juga mencatat tingkat inflasi year-on-year dan month-to-month di empat kabupaten/kota yang menjadi sampel dalam Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Mesuji, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro.

"Tingkat inflasi year-on-year tertinggi terjadi di Kabupaten Mesuji, yakni sebesar 0,57 persen, sementara deflasi terdalam tercatat di Kabupaten Lampung Timur dengan angka 0,38 persen," kata Ilham.

Untuk tingkat inflasi bulanan (month-to-month), seluruh kabupaten/kota IHK di Provinsi Lampung mengalami deflasi. Kabupaten Mesuji mencatat deflasi terendah sebesar 0,18 persen, sedangkan Kota Metro mencatat deflasi terdalam dengan angka 0,89 persen. (*)