Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Orang sering kalap berbelanja makanan untuk berbuka puasa Ramadan. Membeli makanan dalam jumlah berlebih hingga bersisa dan jadi sampah.
Aktivitas kalap berbelanja makanan selain tidak ramah di kantong hingga mubazir juga tidak ramah lingkunga.
Sisa sampah makanan di Indonesia menempati urutan pertama yaitu sebanyak 46.703 ton per tahun atau lebih dari 28% dari keseluruhan jenis sampah yang diproduksi.
Ini berdasarkan data sistem informasi pengelolaan sampah nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diakses 6 April 2022.
Indonesia memang bukan satu-satunya negara di dunia yang 'gemar' membuang makanan. Data World Economic Forum tahun 2021 mencatat sekitar 931 juta ton makanan terbuang sia-sia setiap tahunnya di seluruh dunia.
"Dengan membuang jutaan ton makanan, kita secara percuma menghabiskan triliunan galon air yang digunakan untuk menanam, memelihara, mempertahankan, atau menghasilkan makanan," ujar Amanda Katili Niode, Direktur Climate Reality Indonesia, sebuah organisasi nonpemerintah di bidang lingkungan.
"Makanan yang dibuang akan berujung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan saat makanan mulai mengurai atau membusuk, gas metana akan terlepas. Gas ini adalah salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global," kata dia.(*)