Bidik Dana IPO Rp60 Miliar, Simak Profil Perusahaan FOLK

2023-07-21T07:06:46.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Perusahaan holding multi sektor, PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau FOLK Group, tengah melakukan Initial Public Offering (IPO).
Perusahaan holding multi sektor, PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau FOLK Group, tengah melakukan Initial Public Offering (IPO).

JAKARTA - Perusahaan holding multi sektor, PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau FOLK Group, tengah melakukan Initial Public Offering (IPO). FOLK Group direncanakan untuk melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada minggu pertama Agustus 2023. 

Dalam IPO ini, FOLK akan melepas 570 juta lembar saham baru, setara dengan 14,4% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Adapun harga penawaran dipatok sebesxar Rp100-105/lembar. Dengan demikian, FOLK membidik dana segar sebesar Rp59,85 miliar atau hampir Rp60 miliar.

FOLK Group juga akan menerbitkan 285 juta Waran Seri I yang bisa menjadi saham baru, dengan nominal Rp200/lembar. Masa bookbuilding telah ditetapkan mulai 20 Juli 2023 hingga 24 Juli 2023. 

Direktur Utama FOLK Group Danny Sutradewa mengungkapkan dana hasil IPO FOLK ditargetkan untuk pengembangan atau ekspansi usaha perseroan, antara lain sekitar 52,71% digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha, kemudian sekitar 29,80% akan digunakan untuk belanja modal perseroan dan anak usaha. Selebihnya akan digunakan untuk ekspansi bisnis melalui akuisisi. 

”FOLK Group lahir dari spirit kreasi dan kolaborasi para pendirinya. Saat ini kami sedang memasuki babak baru, yaitu menjadi perusahaan publik. Langkah berikut nya adalah fokus untuk memperbesar ekosistem FOLK Group di sektor new media dan konsumer secara organik dan anorganik. Mimpi kami masih sangat besar dan ini baru permulaan," ungkap Danny, di Jakarta, dikutip Jumat, 20 Juli 2023.

Lima Tangga Roadmap 

FOLK holding saat ini beroperasi pada dua industri utama yaitu new media dan consumer. Melalui beberapa entitas anaknya, FOLK Group memiliki tiga pilar utama yang menjadi fondasi inti dari ekosistem FOLK Group. 

Pilar pertama adalah New Media Commerce, yaitu media baru yang berbasis pencipta konten (content creator) yang didistribusikan melalui platform digital salah satunya social media. FOLK Group saat ini menjangkau audiens nya melalui 3 segmen media, yaitu Education - Finfolk, Sports & Entertainment - R66 Media, dan Lifestyle & Culture - USS Networks. 

Kemudian, pilar kedua merupakan Omni-Channel Retail Brands yang terdiri dari Amazara, SYCA dan Dr Soap  Pilar yang terakhir adalah Intellectual Property & Community. FOLK Group dan entitas anaknya telah membangun dan memiliki beberapa Original Intellectual Property.

“FOLK Group memiliki 5 tangga dalam Roadmap besar 5 tahun, dan IPO hanya tangga pertama,” ujar Komisaris Utama FOLK Group Bong Chandra.

Keuangan FOLK

FOLK berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp40,24 miliar dengan laba bersih Rp5,20 miliar pada 2022. 

Dari sisi liabilitas, FOLK bisa dibilang hampir debt free dengan tingkat Debt to Equity (DER) yang sangat rendah yaitu sebesar 0,06x per akhir Desember 2022. 

Tingkat DER yang rendah dan Net Profit Margin (NPM) 12,93% di tahun 2022 FOLK Group menunjukkan bahwa perseroan memiliki bisnis yang menguntungkan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi.

 FOLK Group juga ditopang oleh arus kas yang kuat dan memungkinkan untuk melakukan investasi anorganik dengan cara akuisisi, pengembangan bisnis secara organik, dan distribusi dividen yang berkelanjutan.(*)