suku bunga acuan BI
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada level 5,75% serta suku bunga fasilitas simpanan dan pinjaman masing-masing pada 5,0% dan 6,50%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Penetapan suku bunga kebijakan BI selalu ditentukan oleh prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank sentral tersebut melihat penurunan inflasi domestik yang lebih cepat dari perkiraan.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto melihat secara keseluruhan angka inflasi Indonesia tetap terkendali dan menunjukkan tren menurun.
Menurutnya, likuiditas dalam sistem perbankan tetap mencukupi, meskipun sedikit mengetat, dengan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga menurun menjadi 29,1% pada Januari 2023 dibandingkan dengan Desember 2023 berada pada level 31,2%.
Selama siklus pengetatan moneter saat ini, lanjut Rully, suku bunga deposito berjangka 1 juta hanya meningkat terbatas sejak Juli 2022, sebesar 106bps menjadi 3,95% per Januari 2023.Pada saat yang sama, suku bunga kredit meningkat lebih kecil, sebesar 31bps menjadi 9,25%.
“Dengan likuiditas yang cukup di sistem perbankan, bank tidak perlu menaikkan suku bunga terlalu agresif untuk menjaga pemulihan ekonomi,” tulis dia melalui riset yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 17 Februari 2023.
Sementara itu, Rupiah ditutup pada level Rp15.154 pada Kamis, 16 Februari 2023, menandakan depresiasi sebesar 1,1% month-to-date (mtd) dan terapresiasi 2,7% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd).
Sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun ditutup pada 6,74 persen, naik 3bps sepanjang bulan berjalan atau anjlok 20,3bps secara tahun berjalan.
Dalam jangka pendek, Rully melihat volatilitas pasar masih akan tinggi, mengingat prospek berlanjutnya kenaikan suku bunga di negara maju, termasuk di Amerika Serikat, Eropa, dan Inggris. (*)