Tren Istilah: Kenali Impostor Syndrome, Bisa Buat Karir Mandek

Yunike Purnama - Jumat, 17 Februari 2023 15:04
Tren Istilah: Kenali Impostor Syndrome, Bisa Buat Karir MandekApakah Anda sering merasa ragu terhadap kemampuan Anda atau mungkin Anda merasa kurang kompeten. (sumber: Ist)

BANDAR LAMPUNG - Apakah Anda sering merasa ragu terhadap kemampuan Anda atau mungkin Anda merasa kurang kompeten bahkan untuk beberapa area dimana biasanya Anda memberikan kinerja terbaik dan hasil kerja yang memuaskan.

Bisa jadi Anda sedang terkena impostor syndrome. Apa itu?

Melansir dari laman website verywellmind, impostor syndrome adalah pengalaman psikologis internal yang membuat seseorang merasa seperti orang yang palsu di beberapa area kehidupan mereka, terlepas dari kesuksesan apa pun yang telah mereka capai di area tersebut.

Istilah impostor syndrome pertama kali dikenalkan oleh Psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance dalam makalah penelitian mereka di tahun 1970-an.

Impostor syndrome memang bukanlah termasuk ke dalam penyakit mental yang dapat didiagnosis namun gelaja kecemasan dan depresi sering menyertai impostor syndrome.

Selanjutnya melansir dari laman website Psychology today, orang-orang yang berjuang dengan impostor syndrome percaya bahwa mereka tidak layak atas pencapaian yang mereka miliki.

Mereka juga merasa tidak sekompeten dan secerdas yang mungkin dipikirkan oleh orang lain. Yang paling buruk adalah mereka merasa orang lain akan menyadari kebenaran tentang diri mereka.

Impostor syndrome tentunya buruk untuk Anda dan kehidupan Anda, tak ayal karier Anda juga akan terdampak jika tak segera ditangani dengan baik. Perasaan ragu Anda terhadap kemampuan diri tentu membuat Anda tercebur dalam kebiasaan self-talk yang buruk dan ini akan menurunkan motivasi Anda dalam mengejar tujuan.

Beberapa karakteristik umum yang menyertai impostor syndrome diantaranya:

1. Ketidakmampuan untuk menilai keterampilan diri secara realistis
2. Mengaitkan kesuksesan dengan faktor eksternal
3. Takut kemampuan Anda tidak sesuai yang diharapkan orang lain 
4. Berprestasi
5. Meragukan diri sendiri
6. Menyabotase kesuksesan diri sendiri
7. Membebani kinerja diri sendiri
8. Menetapkan tujuan yang sangat menantang lalu merasa kecewa ketika gagal. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS