BI Paparkan 2 Pendorong Inti Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III 2022

2022-11-08T09:43:46.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Logo-Bank-Indonesia-by-Nikkei.jpg

JAKARTA - Ekonomi Indonesia tumbuh tinggi pada kuartal III 2022. Badan Pusat Satatistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi dalam periode tersebut mencapai 5,72 persen.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan menjelaskan, kinerja ekonomi yang tetap kuat tersebut ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor.

Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada kinerja berbagai lapangan usaha dan seluruh wilayah yang tetap baik.

"Ke depan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat didorong oleh perbaikan permintaan domestik sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas dan berlanjutnya penyelesaian Program Strategis Nasional (PSN)," jelas dia dalam keterangan tertulis pada Selasa, 8 November 2022.

Namun demikian, dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai.

Dari sisi pengeluaran, hampir seluruh komponen menunjukkan pertumbuhan yang positif. Konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 5,39 persen (yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya 5,51 persen (yoy).

Pertumbuhan yang tetap tinggi tersebut sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat, masih terbatasnya dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), serta adanya penyaluran bantuan sosial dan subsidi energi.

Kinerja investasi juga membaik dengan tumbuh sebesar 4,96 persen (yoy), terutama investasi nonbangunan baik mesin maupun peralatan.

Sementara itu, konsumsi Pemerintah masih terkontraksi sebesar 2,88 persen (yoy) yang bersumber dari penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).

Peningkatan ekspor terus berlanjut dengan pertumbuhan mencapai 21,64 persen (yoy), ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat dan kebijakan percepatan ekspor minyak kelapa sawit. Impor juga tumbuh tinggi sebesar 22,98 persen (yoy) seiring dengan kinerja permintaan domestik dan ekspor yang tetap tinggi. (*)