Bank Mandiri
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit industri perbankan pada April 2023 sebesar Rp 6.464 triliun. Nilai tersebut tumbuh sebesar 8,08% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, pertumbuhan kredit pada April 2023 melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,93%. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut ada bank yang melakukan perubahan rencana bisnis bank (RBB). Meski demikian, masih ada bank yang optimis dapat tumbuh dua digit pada tahun ini.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar menyampaikan bahwa kinerja perseroan tahun ini masih berjalan dengan baik. Hal ini tercermin dari perolehan laba bersih konsolidasi pada kuartal I 2023 mencapai 12,6 triliun, tumbuh 25,2% yoy.
Hal ini terutama didorong oleh pertumbuhan revenue di angka 11,8% yoy dan pertumbuhan OPEX dapat kami jaga di level 1,54% secara yoy. Hal ini membuat kami optimis bahwa kami dapat meningkatkan kinerja di 2023 dengan guidance pertumbuhan secara konsolidasi antara lain pertumbuhan kredit yang meningkat di angka 10% hingga 12% yoy," ujarnya.
Sementara itu, Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) Bank Mandiri diharapkan bisa meningkat di kisaran 5,3% hingga 5,6%, dan dapat menjaga biaya kredit (cost of credit) di level 1,3% hingga 1,5% pada tahun 2023
Alexandra menyatakan, Bank Mandiri memiliki fokus utama pada tahun ini. Pertama adalah pengelolaan likuditas secara optimal dan menjaga biaya dana (cost of fund) tetap rendah dengan mendorong pertumbuhan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang diperoleh dari tabungan dan giro.
"Kami harapkan bisa tetap sustain melalui optimalisasi channel digital untuk akuisisi dan juga mendorong peningkatan transaksional nasabah," ungkapnya.
Selain itu, dalam melakukan ekspansi kredit, pihaknya akan terus mengoptimalkan peluang bisnis turunan dari nasabah wholesale yang merupakan core competence dari Bank Mandiri, serta menggarap potensi bisnis unggulan berbasis kewilayahan.
"Kedua yang kami fokuskan adalah melanjutkan pertumbuhan kinerja secara sustainable melalui pertumbuhan market share kredit maupun Dana Pihak Ketiga (DPK), menjaga kualitas aset, dan menjaga ROE tetap di level yang cukup kompetitif," ujarnya.
Selanjutnya, perseroan juga mendorong akselerasi inisiatif digital yang progresif dengan fokus memperkuat basis pengguna Livin dan Kopra melalui launching fitur dan bisnis model terbaru yang terintegrasi dengan ekosistem pemain unggulan serta memperkuat sinergi dengan anak perusahaan.(*)