Bali
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BALI - Bali menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Achipelagic and Island States (KTT AIS) untuk menangani empat masalah kelautan yang akan dihelat di Nusa Dua, Kabupaten Badung pada 11 Oktober 2023.
Dikutip dari Antara, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong di sela Media Briefing terkait KTT AIS dan Forum Air Dunia (WWF) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu mengatakan sejauh ini 13 kepala negara telah mengonfirmasi kehadiran mereka di antaranya adalah Papua Nugini, Fiji, dan Vanuatu.
Sejauh ini ada 13 kepala negara akan hadir, kami harap mendekati 11 Oktober makin banyak yang konfirmasi,” katanya.
Menurut Usman, KTT AIS yang menjadi wadah kerja sama 51 negara pulau dan kepulauan itu menekankan solusi konkrit mengenai empat masalah yakni mitigasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.
“Indonesia memberikan perhatian penting terkait isu tersebut termasuk terkait sampah di laut mengingat Indonesia juga menyumbang sampah plastik di laut mencapai 12,5 juta metrik ton, berdasarkan survei pada 2015 dan belum ada perubahan survei yang terbaru,” tambah Usman.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama melalui konferensi video, Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Sora Lokita mengungkapkan empat isu tersebut dirumuskan melalui identifikasi negara di forum AIS.
Dia mengungkapkan forum AIS merupakan inisiatif Indonesia yang pertama kali idenya muncul pada 2017 mengingat Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
Sehingga, lanjut dia, Indonesia bisa berkontribusi kepada negara pulau dan kepulauan karena memiliki karakteristik geografis dan tantangan yang sama.
Selain empat isu tersebut, kata dia, ada dua tantangan lainnya di antaranya polusi maritim, konektivitas, dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
“Indonesia punya banyak praktik terbaik, kami tidak mau simpan tapi ingin membuat gerakan global di mana cara pintar ini bisa digerakkan, harapannya gerakan jadi lebih masif sehingga bisa mengatasi tantangan bersama,” katanya.
Untuk diketahui, Indonesia kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan dunia merupakan kepercayaan dunia kepada kepemimpinan Tanah Air setelah sejumlah perhelatan penting digelar di antaranya KTT G20, ASEAN Summit di Labuan Bajo dan di Jakarta, serta dalam waktu dekat KTT AIS dan Forum Air Dunia (WWF) 2024.
Selain dihadiri para delegasi dan pemangku kepentingan lainnya, KTT AIS diperkirakan juga dihadiri sekitar 500-1.000 wartawan baik media dari dalam dan luar negeri.
"Ini akan menguntungkan bagi ekonomi Bali karena karena ada perputaran uang baik penyelenggaraan, hotel, persewaan mobil, oleh-oleh," ucap Usman Kansong.(*)