Pemerintah
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
JAKARTA - Pembahasan mengenai menangani perubahan iklim dan tren global di sektor energi serta transisi energi menjadi salah satu tantangan utama.
Untuk itu, Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang juga sebagai Chair Task Force Energy, Sustainability, and Climate (ESC) B20 mengajak perusahaan-perusahaan global yang tergabung dalam B20 untuk mengidentifikasi tiga tantangan utama yang memiliki dampak besar dari sektor energi terhadap perubahan iklim.
“Kami mengidentifikasi tiga tantangan utama. Pertama, lambatnya transisi. Kedua, potensi gangguan dalam masa transisi yang belum dikelola dengan baik. Dan ketiga, ketidakamanan energi menjadi penghalang pencapaian pembangunan manusia dan transisi energi,” ujar Nicke dalam call meeting pertama Task Force ESC B20 yang digelar secara daring.
Menurut Nicke, berdasarkan tantangan tersebut ada tiga hal juga yang harus segera dilakukan. Pertama, percepatan transisi penggunaan energi berkelanjutan. Kedua, memastikan risiko agar dapat diprediksi, dan ketiga melakukan kerja sama global untuk meningkatkan keamanan energi.
“Kita harus segera beraksi dengan apa yang sudah dipertimbangkan dalam pertemuan B20 tahun ini yang sangat inovatif, inklusif, dan kolaboratif,” kata Nicke.
Ia mengajak seluruh anggota yang tergabung di dalam forum B20, khususnya yang terlibat dalam Task Force Energy, Sustainability, and Climate turut andil dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.
“Sebagian besar masalah perubahan iklim disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dan hal itu sudah menjadi masalah global. Untuk itu, kita harus menggunakan kapasitas kita untuk melakukan perubahan, inovasi yang cukup inklusif agar mendapatkan perhatian semua orang dan melaksanakannya secara bersama, serta berkolaborasi untuk menekan perubahan iklim,” ucap Nicke.
Selain itu, Nicke berharap agar melalui pertemuan kali ini, Task Force B20 ini bukan hanya memberikan rekomendasi kebijakan pada G20 namun juga dapat ditindaklanjuti serta berdampak luas bagi masyarakat.
“Sejak pertemuan pertama kita sudah bekerja untuk mengembangkan rekomendasi kebijakan, semoga hal itu dapat terus berkembang hingga menjadi hasil yang efektif. Ini merupakan kesempatan kita sebagai bagian dari B20 untuk mengekspresikan pandangan dan ide-ide inovatif yang bertujuan untuk menghadapi perubahan iklim, memperkuat keberlanjutan energi, dan menjalankan transisi energi,” tutur Nicke.
Pertemuan diikuti oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari Deputy Chair Task Force ESC Agung Wicaksono, Manager Policy Task Force ESC Oky Muraza, 8 Co Chairs Task Force ESC B20, dan para anggota B20 yang berasal dari 19 industri dan 25 negara. Agenda Call Meeting selanjutnya akan berlangsung pada Maret 2022 mendatang.
Nicke mengapresiasi antusiasme seluruh tim task force dalam memberikan masukan, ide yang baik dan bijaksana dari sudut pandang yang berbeda berdasarkan keahlian dan pengalaman masing-masing partisipan yang akan memperkuat rekomendasi dari B20 dalam Presidensi Government 20 (G20).
“Rekomendasi yang akan disampaikan akan mendorong inklusivitas, ketahanan, dan inovasi di bidang Energi, Sustainability dan Climate,” pungkasnya.(*)