Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDAR LAMPUNG - Belakangan ini serangan siber pada platform digital kian marak. Ancaman ini muncul dalam berbagai bentuk, seperti malware, ransomware, bad bots, DDoS, phishing hingga exploits.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Krisna Wijaya menghimbau pada masyarakat untuk terus waspada dan meninjau kembali keamanan data pribadinya.
Ia menyebutkan, setidaknya ada tiga cara untuk mengantisipasi risiko serangan siber. Pertama, mengunduh secara hati-hati. Kedua, tingkatkan keamanan data sandi. Ketiga, perbarui perangkat lunak.
"Untuk yang pertama dan kedua itu tergantung pada diri masing-masing. Jangan memberikan data pribadi kepada orang lain karena phising itu sangat mudah," ujar Krisna dalam Webinar pada Jumat, 30 Desember 2023.
Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).
Ciri-ciri phising itu kan ada sering merayu, memberikan janji, sehingga kita ada keinginan untuk klik atau mengunduh. Itu manusiawi, tapi itu sebagai pintu masuk untuk mencuri data," terangnya.
Masyarakat juga diminta untuk memperkuat kata sandi dan memperbaharui secara berkala. Kemudian untuk pembaruan perangkat lunak, bergantung pada perusahaan masing-masing. Terkadang hal ini menjadi kendala karena biayanya cukup mahal.
Di samping itu, hal ini penting karena keamanan data merupakan proses melindungi data perusahaan dan mencegah kehilangan data melalui akses yang tidak sah.
Dalam hal ini, termasuk melindungi data dari serangan yang dapat mengenkripsi atau menghancurkan data seperti ransomware, serta serangan yang dapat mengubah atau merusak data.
"Keamanan data juga memastikan data tersedia untuk siapa saja di organisasi yang memiliki akses secara legal," terangnya.
Menurut Studi terbaru dari Check Point Software Technologies, serangan siber pada industri keuangan dan perbankan merupakan yang kedua terbanyak di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya yang menempati posisi ketiga.
Adapun rata-rata, lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, diserang sebanyak 2.730 kali per minggu dalam 6 bulan terakhir. Sebanyak 252% lebih banyak dari rata-rata global yang mengalami 1.083 serangan siber.
Secara global, sektor keuangan dan perbankan menempati urutan keenam dalam industri yang paling banyak mengalami serangan siber.(*)