Tren Neobank, Daftar Fintech Akuisisi Bank Tingkatkan Strategi Bisnis
Yunike Purnama - Kamis, 03 Maret 2022 10:28BANDARLAMPUNG - Belakangan ini, Neobank mulai menjadi tren di tanah air. Terkait hal itu, tercatat ada sebanyak 6 penyelenggara teknologi finansial (fintech) yang berinvestasi hingga mengakuisisi bank di Indonesia.
Terbaru, Modalku pun kabarnya bakal mencaplok Bank Index. Menurut laporan Tech in Asia, Funding Societies selaku induk perusahaan fintech lending Modalku terlibat dalam pembelian saham di bank yang beroperasi di kota-kota besar di Indonesia tersebut.
Menurut VP Head of Marketing Communications Modalku, Ariani Hadioetomo, dirinya belum dapat berkomentar soal kabar akuisisi tersebut. Meski demikian, ia mengonfirmasi bahwa perusahaannya berencana untuk merambah neobank.
“Sejalan dengan pendanaan seri C+, Modalku akan memperluas bisnis menuju neobank untuk mendukung UMKM lebih maksimal,” katanya, seperti dikutip dari duniafintech.com, Kamis, 3 Maret 2022.
Di samping itu, perusahaan pun terus berkomunikasi dengan berbagai rekan yang berpotensi mendukung strategi bisnis.
Disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo), Eddi Danusaputro, tren akuisisi fintech terhadap bank akan semakin masif pada tahun 2022.
“Ini karena permintaan dari fintech yang ingin akuisisi bank tinggi,” ujarnya.
Ia berpandangan, fintech mengakuisisi bank untuk memperoleh izin layanan yang tidak didapatkan sebelumnya.
“Dengan dia punya izin bank akan bantu bisnisnya,” jelasnya.
Bukan itu saja, langkah fintech mengakuisisi bank dinilai juga untuk mengurangi biaya penyaluran dana.
- Kunjungan PTPN VII ke Kebun Wisata Edukasi Lampung Selatan
- Kebijakan Limbah Plastik Australia Berpotensi Picu Perdagangan Beracun
- Melonjak! Harga Emas Antam Dekati Rp1 Juta/Gram
Daftar fintech akuisisi bank di Indonesi
Merujuk pada laporan Katadata, di bawah ini adalah beberapa fintech yang berinvestasi maupun mengakuisisi bank di Indonesia untuk merambah bisnis bank digital.
Akulaku
PT Akulaku Silvrr Indonesia atau fintech lending Akulaku telah resmi mengakuisisi sebanyak 24,9% saham Bank Neo Commerce pada tahun 2021 lalu, tepatnya tanggal 19 November 2021.
Di sisi lain, Bank Neo adalah nama baru dari Bank Yudha Bhakti yang didirikan pada tahun 1990 silam. Bank tersebut diawali dari PAKTO 27/1988 yang diinisiasi oleh Dephankam, Perum ASABRI, Pepabri, serta para developer.
GoPay
Pengelola GoPay, PT Dompet Karya Anak Bangsa, diketahui menguasai sebanyak 22,16% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) pada tahun 2020 silam. Menurut CEO GoTo, Andre Soelistyo, investasi itu sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang. Hal ini bakal memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis perusahaan ke depannya.
Adapun langkah itu seiring dengan rencana GoTo untuk membesarkan GoPay dan memimpin layanan keuangan digital di tanah air.
Kredivo
Berikutnya ada PT Finaccel Teknologi Indonesia atau Kredivo. Perusahaan fintech ini resmi menjadi pengendali PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) pada tahun 2021 lalu. Status pengendali ini tersemat usai Kredivo membeli saham dari pemilik lama senilai Rp439,69 miliar pada transaksi 15 Oktober 2021.
Merujuk pada keterbukaan informasi, sebelumnya Kredivo hanya punya sebanyak 726,36 juta unit atau setara 24% saham Bank Bisnis Internasional. Lantas, fintech ini membeli sebanyak 484,24 juta unit atau 16% dengan harga Rp908 per lembar. Hal itu membuat Kredivo sudah menggelontorkan dana sekitar Rp439,69 miliar.
- Telkomsel Kembangkan Platform 99% Usahaku, Hadirkan Fitur Pemasokku
- Cara Memperbaiki Skor Kredit Buruk agar Pinjaman Disetujui
- Tea Tree Daily Solution The Body Shop®, Solusi Ampuh Meredakan Jerawatmu!
Ajaib
Platform Ajaib yang berada di bawah naungan PT Takjub Finansial Teknologi juga sudah resmi memiliki sebanyak 24% atau 554,4 juta saham PT Bank Bumi Artha Tbk. Perusahaan ini memiliki Bank Bumi Arta lewat rekening efek PT Ajaib Sekuritas Asia.
Sebagai informasi, kepemilikan Ajaib di Bank Bumi Arta terungkap lewat laporan kepemilikan saham investor di atas 5% saham yang disampaikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
WeLab
WeLab yang merupakan perusahaan kepunyaan Sequoia Capital dan miliarder Li Ka-shing., diketahui juga mengakuisisi sebanyak 24% saham di PT Bank Jasa Jakarta.
Tujuan dari pencaplokan ini adalah dalam rangka mengembangkan bank digital di tanah air.
Alami
Terakhir, ada fintech lending syariah Alami yang diketahui membeli Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada tahun 2021 lalu. Menurut CEO Alami, Dima Djani, proses akuisisi dan penambahan modal ini dilakukan secara bertahap.
Selain itu, perusahaan pun berencana untuk mengembangkan bank berbasis teknologi melalui langkah pencaplokan ini.(*)