Tren Belanja Online Naik, Transaksi Digital Banking Mencapai Rp5.184,1 triliun

Yunike Purnama - Jumat, 18 November 2022 06:35
Tren Belanja Online Naik, Transaksi Digital Banking Mencapai Rp5.184,1 triliunIlustrasi belanja online (sumber: Shutterstock )

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, transaksi ekonomi dan keuangan digital mengalami kenaikan ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring.

"Kemudian adanya perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking," kata Perry dalam konferensi pers RGD pada Kamis, 17 November 2022.

Alhasil, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Oktober 2022 tumbuh 20,19% yoy mencapai Rp35,1 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 38,38% yoy menjadi Rp5.184,1 triliun sejalan dengan normalisasi mobilitas masyarakat.

Sementara itu, kata Perry, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mengalami peningkatan 23,52% yoy menjadi Rp 691,6 triliun hingga Oktober 2022.

Di sisi lain, Perry menyebut jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) mencapai Rp 905,9 triliun pada Oktober 2022. Nilai itu meningkat 6,04% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," terangnya.

Likuiditas perbankan pada Oktober 2022 juga tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,41% yoy. Nilai ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan net ekspansi pemerintah.

Peningkatan simpanan perbankan ini terjadi pada kelompok korporasi dan rumah tangga sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) September 2022 tetap tinggi sebesar 25,09%.

Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) pada September 2022 yang tercatat 2,78% (bruto) dan 0,77% (neto).

Bahkan penyaluran kredit perbankan meningkat 11,95% yoy pada Oktober 2022 yang terjadi pada seluruh segmen. Diikuti peningkatan perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,4% yoy. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS