Tingkatkan Literasi, OJK Lampung dan BEI Fokus Bentuk Komunitas Investor Pasar Modal
Yunike Purnama - Selasa, 29 November 2022 10:27BANDAR LAMPUNG - Dalam upaya meningkatkan literasi Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan fokus bersinergi membentuk komunitas investor pasar modal.
Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto mengatakan, untuk prosesnya OJK dan BEI juga akan berkerja sama dengan sekuritas dan tim Galeri Investasi di Perguruan Tinggi dan Desa Nabung Saham yang sudah tersebar di beberapa kabupaten/kota Provinsi Lampung.
"Jadi kedepan konsepnya motor penggeraknya adalah komunitas investor pasar modal ini yang langsung terjun untuk edukasi ke masyarakat," papar Bambang pada Senin, 28 November 2022.
- UMP Lampung Tahun 2023 Resmi Naik Rp192.798
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Selasa, 29 November 2022
- Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Meningkat Tahun Ini
Para anggota komunitas investor pasar modal nantinya bisa dari mahasiswa dan civitas akademika yang fokus mengelola Galeri Investasi di Kampus dan masyarakat desa yang mengelola Galeri Investasi di Desa Nabung Saham.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Lampung Hendi Prayogi menambahkan, ide dari OJK dan BEI untuk bentuk Komunitas Investor Pasar Modal bertujuan untuk semakin mempermudah masyarakat mendapatkan informasi berinvestasi di Pasar Modal.
"Biasanya kalau sharing dengan orang yang sudah kenal seperti teman, kerabat dan masyarakat sekitar yang sudah berpengalaman menjadi investor penyampaian informasinya lebih efektif," papar Hendi kepada Kabar Siger pada Senin, 28 November 2022.
Nantinya dari OJK dan BEI yang memberikan pengawasan, arahan hingga pelatihan untuk para komunitas investornya. Untuk realisasinya kedepan tidak hanya peningkatan literasi untuk masyarakat kota, tetapi juga akan merata ke masyarakat desa.
Selain itu, fokus BEI 2023 akan menambah jumlah kegiatan edukasi pasar modal khususnya pada daerah-daerah yang selama ini belum dijajaki BEI Lampung. Tujuannya agar informasi terkait pasar modal akan semakin merata sampai ke masyarakat.
Dari data OJK saat ini, saat ini di Provinsi Lampung sudah terdapat 14 Galeri Investasi, 10 di Perguruan Tinggi/Sekolah yang tersebar di Metro dan Bandar Lampung serta 4 diantaranya di Desa yang tersebar di Lampung Selatan dan Pesawaran.
Kinerja BEI Lampung
Hingga September 2022, jumlah SID di Lampung tumbuh sebesar 98.892 (72,15% yoy).
Jumlah investor di Provinsi Lampung berdasarkan SID hingga September 2022 tercatat sebanyak 235.955 investor atau 2,43% dari total investor nasional yang mencapai 9.708.910 investor dengan jumlah investor terbanyak berada di Kota Bandar Lampung sebesar 84.289 investor atau 35,72% dari total investor di Lampung.
Jenis SID didominasi oleh , SID S-INVEST yang meningkat sebesar 98,6%, SID C-BEST yang meningkat sebesar 109,09% yoy dan SID SBN yang meningkat sebesar 75,91%. Sementara untuk SID E-BAE tidak mengalami penambahan jumlah sejak tahun 2021 sebanyak 1 investor.
Sejak September 2021 hingga September 2022, nilai transaksi saham di Provinsi Lampung sempat mencapai nilai tertinggi di bulan Maret 2022 mencapai Rp3,19 T dan posisi September 2022 nilai transaksi Rp2,35 T tumbuh 23,56% sejak Januari 2022 dan tumbuh 47,33% secara YoY.
Selama triwulan II dan triwulan III tahun 2022, transaksi saham di Lampung cenderung stabil di tengah gejolak perekonomian global yang terus meningkat dan tingginya volatilitas pasar keuangan global yang berpotensi memberikan dampak pada pasar keuangan domestik.
- OJK Tekankan Penguatan Tata Kelola Industri Keuangan
- Telkomsel Halo+ Makin Diminati Pelanggan Pascabayar, Hadirkan Layanan Terlengkap!
- Lampung Tertingi Sementara Realisasi Belanja APBD Provinsi se-Indonesia TA 2022
Inklusi dan Literasi Pasar Modal 2022
Dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukan, tingkat inklusi keuangan dipasar modal mencapai 5,19 persen pada tahun ini. Angka tersebut meningkat jika dibanding posisi 2019 sebesar 1,55.
Akan tetapi, tingkat literasi pasar modal tercatat mengalami penyusutan dari 4,97 persen pada 2019 menjadi 4,11 persen pada 2022. Tingkat literasi tahun ini juga lebih rendah dibanding tahun 2016 sebesar 4,40 persen. (*)