Tekan Impor LPG, Jokowi Resmikan Pabrik Gasifikasi DME Batu Bara Senilai Rp30 Triliun

Eva Pardiana - Senin, 24 Januari 2022 21:59
Tekan Impor LPG,  Jokowi Resmikan Pabrik Gasifikasi DME Batu Bara Senilai Rp30 TriliunPresiden Jokowi meremsikan proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) (sumber: Biro Pers, Media dan Informasi Setpers)

JAKARTA – Presiden Jokowi bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah meresmikan pembangunan pabrik hilirisasi batu bara menjadi Dimetyhl Ether di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Senin (24/1/2022).

Dimethyl Ether atau biasa disebut DME merupakan jenis bahan bakar yang terdiri dari senyawa organik berbahan dasar batu bara dengan kadar karbon dioksida rendah, dalam pemanfaatan nya DME dapat menggantikan LGP (Liquified Gas Petroleum) pada kebutuhan gas rumah tangga.

Dengan adanya DME maka tinggi laju impor akibat kebutuhan nasional pada gas LPG dapat diminimalisir. selain itu, hilirisasi batu bara pada proyek gasifikasi menjadi DME juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru hingga memberikan nilai tambah bagi industri usaha kegiatan pertambangan batu bara.

Secara rinci, keberadaan proyek DME Tanjung Enim mampu menekan laju impor pada LPG hingga sebesar1 juta ton per tahun dengan jumlah produksi DME sebanyak 1,4 juta ton per tahun. Proyek DME juga dapat menyerap tenaga kerja hingga sebanyak 10.600 orang pada tahap konstruksi dan 8000 pekerja pada tahap operasi.

Pembangunan proyek gasifikasi ini diproyeksikan rampung pada 2025 dengan mendatangkan investasi sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun oleh Air Products & Chemical Inc (APCI) yang juga akan menjadi pihak kontraktor dalam pembangunan pabrik gasifikasi tersebut.

Adapun hadirnya PT Pertamina (Persero) dalam proyek tersebut adalah sebagai offtaker yang ditugaskan pemerintah untuk mengimplementasikan peralihan penggunaan bahan bakar gas dari LPG ke DME di masyarakat nantinya. Sementara hadirnya perusahaan tambang pelat merah  PT Bukit Asam (Tbk) bertugas nantinya untuk memasok kebutuhan batu bara sebagai bahan dasar utama dari pabrik gasifikasi tersebut.

Jokowi dalam acara “Groundbreaking Proyek hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimethly Ether (DME)” yang diselenggarakan di Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan menjelaskan bahwa besarnya angka impor pada LPG memang telah menjadi perhatian khusus pemerintah selama ini.

“Impor LPG kita itu gede banget, mungkin Rp80-an triliun dari kebutuhan Rp100-an triliun. Itu pun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya juga sudah sangat tinggi sekali. Subsidinya antara Rp60 sampai Rp70 triliun,” jelas Jokowi dalam keterangan pers resmi.

Jokowi juga menyoroti ketersediaan bahan baku yang minim pemanfaatan sebelum adanya proyek gasifikasi menjadi DME ini.

“Kita ini punya raw material batu bara, tapi yang buka lapangan kerja malah negara lain. Bila proyek ini berproduksi mampu menekan subsidi dari APBN sekitar Rp7 triliun. Apalagi kalau semua LPG sudah disetop dan pindah ke DME, ini bisa memeperbaiki neraca dagang, neraca transaksi berjalan kita,” tambahnya.

Sebagai informasi, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME telah ditetapkan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional sesuai Pertaturan Presidan (Perpres) No.109 Tahun 2020. Perjanjian proyek ini ditandatangani dengan kapasistas 1,4 juta ton di Tanjung Enim pada tanggal 10 Desember 2020. (*)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Farhan Syah pada 24 Jan 2022 

Editor: Eva Pardiana

RELATED NEWS