Target Digelarnya World Expo 2030, Kompetisi Menuju Solidaritas Bisnis
Yunike Purnama - Selasa, 26 September 2023 04:27SEOUL - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berencana membawa World Expo 2030 ke Busan untuk memperluas pasar global bagi bisnis Korea. Korsel juga mendorong iklim bisnis internasional dari yang sebelumnya penuh kompetisi menjadi solidaritas.
Yoon mengeluarkan seruan tersebut dalam rapat kabinet yang diadakan dua hari setelah dia kembali dari perjalanan ke New York. Sebelumnya dia menghadiri Sidang Umum PBB dan bertemu dengan 47 kepala negara di sela-sela, termasuk melalui 41 KTT bilateral. “Saya tegaskan Busan Expo akan menjadi Expo yang berorientasi nilai dan akan mengubah paradigma masyarakat internasional dari kompetisi menjadi solidaritas,” katanya dalam rapat di kantor kepresidenan, dikutip dari The Korea Times, Senin 25 September 2023.
Presiden mengatakan Busan Expo akan menjadi “pameran solidaritas", di mana setiap negara memamerkan dan bersaing dalam prestasi sains dan teknologi serta industri terkini.
Menurut Yoon, seluruh dunia akan berbagi prestasi tersebut. Presiden mengatakan setiap negara akan mendapatkan kesempatan untuk membuat lonjakan besar dalam sains dan teknologi serta industri mereka melalui Busan Expo.
- Daftar 5 Orang Terkaya di Asia Tenggara 2023
- Hari Tani: YLBHI Desak 8 Tuntutan pada Pemerintah, Termasuk Pembatalan PSN
- Bahlil Tegaskan Batas Waktu Pengosongan Lahan Rempang Bukan 28 September 2023
- UOB Group Komitmen Terus Pangkas Kredit Batu Bara hingga 2039
Yoon telah menjadi yang terdepan dalam kampanye pemerintah untuk membawa World Expo ke kota pelabuhan tenggara. Busan berada dalam kompetisi tiga arah melawan Riyadh, Arab Saudi, dan Roma, Italia.
Pemenang akan ditentukan melalui pemungutan suara di antara negara-negara anggota Bureau International des Expositions pada akhir November. Yoon mencatat berbagai proyek bisnis di seluruh dunia di mana perusahaan-perusahaan Korea dan warga negara Korea berdedikasi, mulai dari proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di Republik Ceko dan Hungaria hingga proyek konstruksi kota baru di Irak dan Kirgistan.
“Kita tidak boleh berpikir secara samar-samar bahwa apa yang kita inginkan akan datang kepada kita jika kita hanya melakukan usaha sekilas,” katanya. “Kita harus memiliki keyakinan terhadap tujuan kita dan memberikan segalanya untuk mencapainya. Pasar global dan pameran akhirnya menjadi milik kita jika kita menghadapinya dengan tekad."
Yoon juga mengacu pada serangkaian revisi yang disetujui Majelis Nasional pekan lalu untuk meningkatkan hak-hak guru di dalam kelas. Revisi tersebut direncanakan untuk dibahas dalam pertemuan kabinet. “Hanya ketika kewenangan guru terjamin barulah hak siswa untuk belajar dan hak asasi manusianya juga terjamin,” katanya.
Empat revisi, yang dikenal sebagai “RUU pemulihan hak guru,” dengan suara bulat disahkan parlemen pekan lalu setelah serangkaian kasus bunuh diri oleh guru. Insiden itu memicu kritik bahwa sistem sekolah negara dan undang-undang terkait gagal melindungi otoritas guru di ruang kelas.(*)